kievskiy.org

Prabowo Tegas Partai Gelora Bukan Pelipur Lara Koalisi yang Ditinggalkan PKB

Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto. /Antara/Lukas Antara/Lukas

PIKIRAN RAKYAT - Prabowo Subianto buka suara terkait bergabungnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Menurut bakal calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu, hal tersebut wajar sebagai bagian dari demokrasi.

Akan tetapi, Prabowo berpandangan bahwa pada akhirnya rakyat sebagai pemilihlah yang melihat lalu menilai dan memilih pemimpinnya selama lima tahun ke depan saat Pilpres 2024 nanti.

"Santai saja. Kita berbuat baik untuk rakyat, rakyat yang menilai. Rakyat menilai setiap perbuatan, setiap ucapan, dan rakyat tidak bodoh. Rakyat tidak bisa dibohongi," kata Prabowo usai Deklarasi Partai Gelora Indonesia Mendukung Prabowo Subianto sebagai Bakal Calon Presiden RI 2024-2029 di Jakarta pada Sabtu, 2 September 2023.

Baca Juga: Kisah Petani di Temanggung, Tembakau Lebih dari Urusan Hidup dan Mati

"Semuanya kami serahkan kepada rakyat," ucapnya lagi.

Menhan RI itu pun menyatakan tidak sepakat jika bergabungnya Partai Gelora Indonesia ke KIM sebagai pelipur lara pengganti PKB yang keluar dari koalisi yang sebelumnya bernama Koalisi Kembangkitan Indonesia Raya.

"Demokrasi itu tidak ada lara-laraan. Nggak ada lara-laraan. Tidak ada pelipur-pelipuran," ucap Prabowo.

Baca Juga: Prabowo Subianto: Tak Apa-Apa Saya Dikhianati yang Penting Tidak Berkhianat

Saat acara deklarasi tersebut, Prabowo juga beberapa kali menyebut istilah "pengkhianatan" yang menurutnya tidak ditujukan ke PKB. Prabowo menegaskan dia tidak masalah jika dia dibohongi dan dikhianati.

"Boleh Prabowo dibohongi, boleh Prabowo dikhianati, asal jangan Prabowo bohong dan berkhianat," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat