kievskiy.org

Tayangan Ganjar Pranowo dalam Video Azan: Pesan Syiar atau Politik Identitas?

Ganjar Pranowo muncul dalam tayangan azan magrib di salah satu stasiun swasta.
Ganjar Pranowo muncul dalam tayangan azan magrib di salah satu stasiun swasta. /MNC Group

PIKIRAN RAKYAT - Tayangan Ganjar Pranowo, bakal calon presiden, dalam sebuah video klip adzan di salah satu stasiun televisi swasta baru-baru ini telah menarik perhatian publik. Direktur Eksekutif Jaringan Muslim Madani (JMM), Syukron Jamal, memberikan pandangannya terkait hal ini.

Syukron Jamal menyatakan bahwa tayangan tersebut tidak seharusnya dianggap sebagai politik identitas. Baginya, dalam konteks syiar agama, ajakan untuk sholat yang disampaikan oleh tokoh publik seperti Ganjar Pranowo adalah pesan yang baik. Menurutnya, tidak ada pesan politik lain yang disisipkan dalam tayangan tersebut. Hal ini seolah-olah sama saja jika video tersebut menampilkan tokoh lain di luar Ganjar Pranowo.

“Saya melihat dalam konteks syiar, ajakan untuk sholat itu dari tokoh publik. Itu pesannya baik. Tidak ada ajakan lain. Toh juga sama saja jika video tersebut menampilkan sosok lain di luar Ganjar,” kata Syukron Jamal menjelaskan.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Muncul di Tayangan Azan, Bawaslu dan KPI Harus Tindak Tegas

Polemik yang timbul terkait dengan tayangan ini, menurut Syukron, sebagian besar terkait dengan penafsiran individu mengenai politik simbol, yang pada akhirnya bersifat subjektif. Alasannya adalah karena dalam tayangan tersebut tidak ada simbol partai atau atribut politik yang ditampilkan.

Lebih lanjut, Syukron melihat video klip azan ini sebagai pesan bahwa tokoh publik yang menjadi calon pemimpin negeri seharusnya terus mendorong dan memberi contoh dalam hal kebaikan. Baginya, ini adalah ajakan positif untuk taat beribadah, yang merupakan tindakan yang baik.

“Itu sebagai sesuatu hal yang biasa, bahkan baik untuk syiar Ramadhan, bukan politisasi agama apalagi politik identitas,” ungkap Syukron Jamal.

Syukron juga mengingatkan bahwa tayangan serupa telah menampilkan tokoh publik lain, seperti Bacapres Anies Baswedan, dan tokoh politik lainnya menjelang waktu berbuka puasa beberapa waktu lalu. Menurutnya, hal ini adalah hal yang biasa dan dapat mendukung syiar Ramadhan, bukan politisasi agama atau politik identitas.

Selain itu, Syukron mendukung gagasan bahwa bakal calon presiden atau wakil presiden yang lain juga dapat melakukan hal yang serupa. Ia mendorong para tokoh publik dan calon pemimpin untuk memberikan contoh kebaikan seperti ini. Dia berpendapat bahwa publik akan menilai sendiri tindakan-tindakan tersebut.

“Nanti publik akan menilai dengan sendirinya,” pungkasnya seperti dikutip Pikiran-rakyat.com dari Antara.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat