PIKIRAN RAKYAT – Munculnya nama Kaesang Pangarep sebagai kader baru Partai Solidaritas Indonesia (PSI) cukup menyita perhatian publik. Kaesang memilih berbeda pilihan politik dengan keluarganya yang merupakan kader PDI Perjuangan (PDIP).
Sosoknya pun semakin disorot usai dikukuhkan menjadi ketua umum, hanya berselang tiga hari sejak terjun ke dunia politik.
Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura Surokhim Abdussalam, menganalogikan bergabung dan ditunjuknya Kaesang sebagai Ketua Umum PSI sebagai ‘akrobat’.
"Ini seperti akrobat politik, ternyata akrobat itu nyata," kata Surokhim.
Baca Juga: Terbukti Minta Duit ke Korban Begal, Anggota Polsekta Sukasari Mendekam di Rutan Polrestabes Bandung
"Prosesnya cepat, kemudian di dalam organisasi semestinya berlaku proses atau mekanisme pemilihan yang mengakomodasi kepentingan anggota," ujarnya.
Surokhim menilai, PSI ingin mendapatkan Jokowi Effect dengan menunjuk putra bungsunya menjadi elite partai.
"PSI berkepentingan supaya punya jalan pintas mendapatkan Jokowi Effect dan mendapatkan limpahan itu," ucapnya dilansir dari Antara.
Menurutnya, langkah PSI ke depan tak selalu mulus. Akan banyak dampak-dampak yang muncul di antara hubungan Jokowi dengan keluarga besar PDIP dan PSI.