PIKIRAN RAKYAT - 1 Oktober 2022, tepat satu tahun lalu meletusnya Tragedi Kanjuruhan berdarah, di Malang, Jawa Timur. Nahas, hingga saat ini 135 korban tewas dalam kerusuhan dan kekacauan akibat gas air mata tersebut belum jua mendapatkan keadilan.
Masih mengerahkan upaya penegakan hukum, Keluarga dan perwakilan korban kembali mendatangi gedung Bareskrim Polri untuk membuat laporan polisi ulang, pada Rabu, 27 September 2023 lalu.
Rombongan keluarga korban tampak menyambangi kantor polisi dengan pakaian serba gelap, sambil membawa serta frame foto korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan. Keluarga didampingi pula oleh Koordinator Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pos Malang Daniel Siagian.
Daniel menjelaskan, kedatangan keluarga korban kali ini adalah untuk melayangkan laporan terhadap sejumlah pihak terkait Kanjuruhan. Kesemua pihak tersebut bakal dijerat dengan pasal tindak pidana kekerasan, pasal pembunuhan, dan pasal pembunuhan berencana kepada anak di bawah umur.
Baca Juga: Kaesang Pangarep: Mau Diminta Dukung Pak Ganjar, Pak Prabowo, Pak Anies pun Saya Terbuka
"Rencananya (kami kali) ini akan mengajukan beberapa laporan terhadap tindak pidana kekerasan pada anak di bawah umur mengakibatkan meninggal dunia," ujar Daniel, di Bareskrim, Rabu, 27 September 2023.
Pasalny, kata Daniel, dari total 135 orang korban meninggal dunia, 44 diantaranya masih masuk kategori anak di bawah umur. Ia menyoroti ketentuan perundangan, bahwa penembakan gas air mata sejatinya adalah tindakan yang dilarang.
"Dilarang dalam UU tentang pelarangan senjata yang berbahaya dan sudah ada ketentuan pidananya. Ini juga menjadi salah satu laporan kita yang akan disampaikan di Bareskrim Mabes Polri," kata Daniel.
Laporan-laporan Korban yang Tertolak
Baca Juga: Puan Maharani Beri Syarat pada Kaesang sebelum Bertemu Megawati, Singgung Politik Jual Beli