kievskiy.org

Roundup: Setahun Kanjuruhan, Kronologi hingga Korban Gugur

Aremania menggelar doa bersama dalam peringatan 1 tahun Tragedi Kanjuruhan pada Minggu, 1 Oktober 2023.
Aremania menggelar doa bersama dalam peringatan 1 tahun Tragedi Kanjuruhan pada Minggu, 1 Oktober 2023. //Antara/Vicki Febrianto /Antara/Vicki Febrianto

PIKIRAN RAKYAT - Tragedi Kanjuruhan berdarah di Malang, Jawa Timur telah memasuki 1 tahun. Namun hingga kini banyak keluarga korban yang masih menuntut keadilan.

Keluarga dan perwakilan korban tragedi Kanjuruhan terus mendatangi Bareskrim Polri demi membuat laporan ulang. Rombongan keluarga korban tampak menyambangi kantor polisi dengan pakaian serba gelap, sambil membawa serta frame foto korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan.

Salah satunya, Devi Athok Yulfitri (44) masih belum terima dengan kepergian kedua anaknya, Natasya Debi Ramadani (16), dan Nayla Debi Anggraini (13) yang jadi korban Tragedi Kanjuruhan.

Bertepatan dengan 1 tahun Tragedi Kanjuruhan, Devi Athok Yulfitri mengenang kembali cita-cita anaknya saat masih hidup. Setelah mengenang kembali, Devi Athok justru merasa prihatin saat mengingat cita-cita anaknya, Natasya Debi Ramadani alias Tasya.

Baca Juga: Mengenang Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan, Persib Bandung Bebenah

Devi Athok Yulfitri mengungkapkan Tasya bercita-cita menjadi seorang polisi jika sudah besar. Namun Devi Athok menilai nyawa sang anak hilang di tangan polisi.

“Si Tasya ingin jadi polisi, tapi dibunuh oleh polisi gitu loh,” ujar Devi Athok dalam sebuah wawancara, dikutip dari X.com @DeviAtok, 1 Oktober 2023.

Tak hanya itu, Koordinator Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pos Malang Daniel Siagian, yang menemani keluarga korban Kanjuruhan, mengatakan alasan ia melayangkan laporan kembali karena masih tidak adil dalam kasus ini.

Baca Juga: Kecelakaan di Ajang Balap Road Race Bukittinggi, Satu Pebalap Dikabarkan Meninggal Dunia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat