PIKIRAN RAKYAT - Batas usia minimum dan maksimum calon presiden serta wakil presiden sedang hangat diperbincangkan publik. Gugatan soal usia calon pemimpin nasional tersebut akan diputuskan Mahkamah Konstitusi (MK) pada Senin, 16 Oktober 2023.
Dalam gugatannya, para pemohon menginginkan batas minimum usai capres dan cawapres diturunkan dari 40 tahun menjadi 30 tahun. Uji materi tersebut disebut-sebut untuk membuka jalan bagi putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming untuk berkontestasi di Pilpres 2024.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Fadli Zon menilai syarat umur bukan hal krusial bagi calon pemimpin. Menurutnya, yang terpenting capres-cawapres memiliki kematangan berpikir dan berpengalaman sebagai pemimpin.
Baca Juga: Anggota TNI Dikeroyok Warga Gegara Senggolan Motor di Jaktim: 4 Pelaku Diringkus, 4 Kabur
Dia lantas menyinggung Jenderal Sudirman yang menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada usia 29 tahun.
“Saya kira 35 tahun bahkan sebenarnya 30 tahun pun enggak ada masalah, karena para pemimpin kita dulu Sutan Syahrir bahkan Jenderal Sudirman itu di (usia) 20-an akhir sudah menjadi panglima, banyak yang sudah menjadi jenderal di umur 30-an,” kata Fadli Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Fadli menyadari bahwa gugatan soal batas minimum dan maksimum usia capres-cawapres dianggap bermuatan kepentingan politik. Akan tetapi, dia menekankan bahwa poin penting yang harus dimiliki capres-cawapres adalah pengalaman memimpin.
“Spirit untuk menurunkan persyaratan itu saya kira bagus di luar situasi dan kondisi sekarang, seharusnya memang kita bisa memikirkan ulang karna bukan berapa usianya tapi kematangannya pengalamannya itu yang paling penting,” ujar Fadli.
Baca Juga: Tabrak Isuzu di Tol Padaleunyi Bandung, Pengemudi Yaris Meninggal