PIKIRAN RAKYAT - Perang dingin antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi dimulai begitu Gibran Rakabuming resmi dideklarasikan sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto di kontestasi Pilpres 2024.
Kendati masih berstatus sebagai kader PDIP, Gibran Rakabuming dipilih menjadi pendamping Prabowo Subianto setelah rapat bersama seluruh ketua umum partai politik Koalisi Indonesia Maju (KIM) pada Minggu malam, 22 Oktober 2023.
CEO Senopati Syndicate Raylis Sumitra mengatakan, perang dingin itu akan menjadi momen penentu atas perolehan suara yang akan diraup PDIP. Sebagaimana diketahui, partai berlambang banteng moncong putih ini menjadi pemenang Pemilu 2019 dengan meraup 19,33 persen suara.
"Perang dingin antara Jokowi dan Megawati akan menentukan, apakah perolehan suara PDIP di Pemilu 2024 akan tetap unggul di antara parpol lain atau malah menyusut akibat perang dingin itu," ujar Raylis dalam acara diskusi Arus Balik Pendukung Jokowi di Jakarta Pusat pada Minggu, 22 Oktober 2023.
Menurut Raylis, Jokowi merupakan sosok pemegang kekuasaan selama dua periode. Tak hanya dibopong kekuatan partai politik, dia juga mendapat dukungan dari para relawannya yang militan.
Alinasi dukungan dari partai politik maupun non-partai politik, kata Raylis, menjadi salah satu yang berperan krusial dalam menentukan kemenangan atas perang tersebut. Apalagi, para pendukung Jokowi juga masih mendominasi koalisi partai politik pada Pemilu 2024.
Baca Juga: Jokowi Jawab 'Terserah' saat Prabowo Sampaikan Usulan Jadikan Gibran Cawapresnya
"Kemenangan perang ditentukan oleh alinasi dukungan, baik parpol ataupun non-parpol, narasi positif atau negatif, dan kekuatan ekonomi dalam merebut dukungan," ujarnya.