kievskiy.org

Viral Surat dari Budi Hartono untuk Jokowi Soal PSBB , Said Didu Soroti Tingkah Para Orang Kaya

Dokumentasi potret Peter F Gontha, pengusaha Indonesia, dalam acara Podcast Deddy Corbuzier. Peter membocorkan surat Budi Hartono untuk Presiden Jokowi ke publik melalui akun Instagramnya, Sabtu, 12 September 2020.
Dokumentasi potret Peter F Gontha, pengusaha Indonesia, dalam acara Podcast Deddy Corbuzier. Peter membocorkan surat Budi Hartono untuk Presiden Jokowi ke publik melalui akun Instagramnya, Sabtu, 12 September 2020. /Tangkapan layar Youtube Deddy Corbuzier


PIKIRAN RAKYAT -
Orang terkaya di Indonesia, bos Djarum Budi Hartono, dikabarkan mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam surat tersebut terdapat pernyataan bahwa dirinya menolak adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta, yang akan diterapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Senin, 14 September mendatang.

Surat dari Budi untuk Presiden Jokowi telah diungkapkan oleh pengusaha asal Indonesia Peter Frans Gontha.

Baca Juga: Usai Protes Soal PSBB, Hotman Paris Kini Bagikan Pesan Whatsapp dari Anies Baswedan

Diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya, Peter memposting sebuah surat penolakang dari Budi.

"Surat Budi Hartono Orang terkaya di Indonesia kepada Presiden RI September, 2020," tulis Peter.

Dalam surat itu dijelaskan bahwa ada sejumlah alasan mengapa mereka menolak diberlakukan PSBB kembali.

Baca Juga: Akibat Kreamatorium Penuh, Jasad Korban Covid-19 di Bergamo Italia Dipindahkan Keluar Kota

Salah satunya adalah karena aturan itu disebut terbukti tidak efektif membendung penyebaran wabah virus corona (Covid-19).

"Menurut kami, keputusan untuk memberlakukan PSBB (total) kembali itu tidak tepat. Hal ini disebabkan PSBB di Jakarta telah terbukti tidak efektif di dalam menurunkan tingkat pertumbuhan infeksi di Jakarta," isi surat tersebut.

"Di Jakarta meskipun pemerintah DKI Jakarta telah melakukan PSBB tingkat pertumbuhan infeksi tetap masih naik,” tambahnya.

Baca Juga: Pencairan Dana BLT Rp600.000 dari Kemnaker Diundur, Ini Kata Menteri Ida Fauziyah

Kemudian, dalam surat tersebut menganggap alasan Anies untuk memberlakukan kembali PSBB karena khawatir soal daya tampung Rumah Sakit di Jakarta, dinilai kurang masuk akal.

"Kapasitas Rumah Sakit DKI Jakarta tetap akan mencapai maksimum kapasitasnya dengan atau tidak diberlakukan PSBB lagi. Hal ini disebabkan seharusnya Pemerintah Daerah/Pemerintah Pusat terus menyiapkan tempat isolasi mandiri untuk menangani lonjakan kasus," isi surat tersebut.

Dalam surat juga disebutkan salah satu solusi yang bisa dilakukan pemerintah, yaitu misalnya dengan membangun rumah sakit darurat di pelabuhan, seperti yang dilakukan Singapura.

Baca Juga: Belum Siapkan Anggaran untuk Antisipasi PSBB Jakarta, Ganjar: Kaget, Kalau Dipastikan Tiba-tiba

"Contoh Solusi terlampir: ini adalah photo di Port Singapore yang membangun kapasitas kontainer isolasi ber-AC untuk mengantisipasi lonjakan dari kasus yang perlu mendapatkan penanganan medis. Fasilitas seperti ini dapat diadakan dan dibangun dalam jangka waktu singkat" jelasnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Peter Gontha (@petergontha) on

Melihat hal tersebut, politikus Partai Demokrat sekaligus mantan sekretaris BUMN Said Didu pun turut memberikan komentar.

Menurutnya hal tersebut merupakan gejala baru dalam tren 'orang kaya'.

Baca Juga: Tunjukan Penampilan Luar Biasa, Leeds United Diyakini Bisa Berbicara Banyak di Premier League

Hal tersebut diungkapkannya dalam akun Twitter pribadinya @msaid_didu yang diunggah pada Minggu 13 September 2020.

"Gejala baru. Orang terkaya mengirim surat dan dibocorkan oleh orang kaya yang lain untuk 'atur kebijakan'," tulisnya.

"Kirain kirim sumbangan ke orang miskin - ternyata kirim surat," tambahnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat