PIKIRAN RAKYAT - Kasus perundungan atau bullying kembali menimpa anak di bawah umur. Siswa MAN 1 Medan diduga jadi korban penculikan, perundungan, dan penganiayaan oleh sejumlah siswa dan mahasiswa yang merupakan alumni sekolah yang sama.
Siswa tersebut dicekoki daun, ranting pohon, lumpur, hingga dipaksa minum air ludah para terduga bullying. Setelah itu, korban dianiaya dengan cara dipukul hingga ditempelkan besi panas di bagian tangannya. Kini, korban masih dirawat di rumah sakit setempat.
Kakak korban, Anisa, menyebut para pelaku berjumlah 20 orang. Beberapa di antaranya adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan, jurusan Hukum Syariah.
Anisa menjelaskan, kejadian tersebut terjadi pekan lalu. Mulanya, korban diculik pada pukul 10.00 WIB oleh sejumlah siswa dari MAN 1 dan beberapa alumni. Pada pukul 17.00 WIB, korban kembali ke rumah dalam kondisi penuh luka di sekujur tubuhnya. Korban pun langsung dilarikan ke rumah sakit.
Kini, keluarga korban tengah berupaya memperkarakan dugaan perundungan tersebut ke polisi.
"Semoga adik saya segera dapat keadilan, dan para pelaku yang sudah menyiksa dan membuat mental adik saya rusak bisa mendapatkan balasan yang setimpal," kata Anisa melalui akun media sosial pribadinya.
Dia berharap, insiden yang terjadi kepada adiknya tak terulang di masa depan.
Kasus Perundungan di Indonesia
Berdasarkan data yang dihimpun Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), kasus perundungan masih menjadi teror bagi anak-anak di lingkungan sekolah. Dari data tersebut, tercatat sebanyak 226 kasus perundungan pada tahun 2022, 53 kasus pada tahun 2021, dan 119 kasus pada tahun 2020.
Jenis perundungan yang sering dialami korban ialah perundungan fisik mencapai 55,5%, perundungan verbal mencapai 29,3%, dan perundungan psikologis 15,2%.