kievskiy.org

Wujudkan Pemilu Damai karena Peta Koalisi di Pilpres dan Pilkada Bisa Berbeda

Ilustrasi Pemilu 2024.
Ilustrasi Pemilu 2024. /Antara/Andreas Fitri Atmoko

PIKIRAN RAKYAT - Banyak orang di Indonesia merasa Indonesia ini homogen. Sehingga ketika ada perbedaan sedikit saja, kita langsung ribut, saling hujat dan marah-marah.

"Padahal faktanya kita heterogen, kita punya ajaran kebangsaan yang bernama Bhinneka Tunggal Ika, ketika perbedaan itu adalah fitrah," kata Pemerhati Sosial Politik Indro Baskoro, pada Senin 4 Desember 2023.

Menurut Indro, kekuatan kita sebagai anak bangsa itu jelas. Jadi bahwa kita ini adalah satu bangsa Indonesia, dan nilai luhur sekaligus kekuatan kita adalah penghargaan terhadap perbedaan itu.

"Keyakinan atas keheterogenan itu, menjadikan perbedaan pandangan dan pilihan dalam pemilu dan pemilihan sebagai suatu kewajaran, sehingga konflik sebenarnya adalah hal yang wajar dalam pemilu dan pemilihan," katanya.

Baca Juga: Istri Ganjar Pranowo Klarifikasi Isu Ganjar-Mahfud MD Tak Akan Lanjutkan Program Pro Rakyat Jokowi

"Namanya juga rebutan kursi, bahkan musyawarah mufakat saja bisa dibilang konflik, adu gagasan dan pemikiran itu adalah konflik untuk menuju mufakat," katanya.

Maka kata Indro komitmen kita sebagai anak bangsa adalah menjaga agar konflik tersebut tidak melebar dalam bentuk kekerasan fisik dan verbal.

"Yang harus jadi catatan adalah, karena kita heterogen, perbedaan itu adalah suatu yang sunnatullah dan pemilu pasti ada konfliknya. Maka disana kanalisasinya harus ada dan berfungsi dengan baik. Di sanalah peran Bawaslu, DKPP, Kepolisian, TNI, Kejaksaan dan Mahkamah Konstitusi," katanya.

Baca Juga: Mahfud MD: Indonesia Tidak Akan Berkah Jika Pemilunya Tidak Baik

Jadi kata Indro dalam penyelenggaraan pemilu dan pemilihan, perlu komitmen yang tinggi dari berbagai pihak. Tujuannya kata dia adalah untuk mematuhi aturan yang sudah dibuat oleh Pemerintah dan DPR terkait dengan pemilu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat