kievskiy.org

Anies Baswedan Soal Anggaran Pembangunan IKN: Bayangkan Kalau Itu untuk Guru Honorer dan Uang Kuliah

Capres Anies Baswedan.
Capres Anies Baswedan. /Antara/Uyu Septiyati Liman

PIKIRAN RAKYAT - Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan kembali membahas soal pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Ia menilai bahwa anggaran pembangunan IKN ada baiknya dialokasikan untuk sektor pendidikan Tanah Air. 

Menurut Anies Baswedan, hal yang seharusnya dilakukan Indonesia saat ini adalah membangun kualitas manusia, terlebih melalui bidang pendidikan. Ia menilai urusan mendasar negara harus selesai terlebih dahulu sebelum membangun IKN. 

Hal tersebut disampaikan Anies Baswedan dalam acara uji gagasan dengan para mahasiswa di Universitas Prof Hazairin di Bengkulu pada Rabu, 6 Desember 2023. 

"Sekarang kita punya uang, tapi uang kita terbatas. Nah, dengan uang terbatas untuk anak-anak kita bisa bersekolah sampai selesai, untuk mengangkat guru-guru yang selama ini hanya honorer," katanya, saat menjawab pertanyaan salah satu mahasiswa, dikutip dari Antara pada Kamis, 7 Desember 2023. 

Baca Juga: Ganjar Pranowo Jadi Capres Pertama yang Kunjungi IKN: Komitmen Orang Konsisten atas Aturan

"Apakah hari ini urusan mendasar kita sudah diselesaikan dan bila ada alokasi anggaran Rp400 triliun ke sana (IKN), bayangkan kalau Rp400 triliun itu untuk guru honorer, untuk bangun sekolah, untuk uang kuliah, bisa lebih murah karena dialokasikan subsidi," ujarnya. 

Masalah pendidikan di Tanah Air pun dibahas oleh Anies Baswedan. Ia menyinggung soal jumlah bangku di tingkat pendidikan. 

"Saya melihat masalah pendidikan di Indonesia itu seperti piramid jumlah bangkunya. SD itu lengkap siapa pun anak Indonesia bangkunya cukup, maka apabila ada 5,6 juta anak lahir, maka bangku SD kelas satu cukup. Namun, saat mereka lulus SD, maka jumlah bangku SMP jeblok," ucapnya.

Bangku SMP di daerah disebut tak sampai 60 persen menampung lulusan siswa SD. Sementara, jumlah bangku di tingkat SMA lebih kecil lagi, begitu juga jumlah bangku perguruan tinggi. 

"Itu artinya kita harus menambah bangku sekolah kita jauh dari merata," tuturnya. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat