kievskiy.org

UNCHR: 700 Orang Pengungsi Rohingya Memerlukan Tempat Penampungan di Aceh

Petugas medis melakukan tes usap kepada imigran Rohingya setelah mendarat di Desa Blang Raya, Kabupaten Pidie, Aceh, Minggu (10/12/2023). Sebanyak 180 orang imigran Rohingya terdiri dari 53 laki-laki, 74 perempuan dan 53 anak-anak tersebut menjalani tes usap untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 dan penyakit menular lainnya.  ANTARA FOTO/Ampelsa/nym.
Petugas medis melakukan tes usap kepada imigran Rohingya setelah mendarat di Desa Blang Raya, Kabupaten Pidie, Aceh, Minggu (10/12/2023). Sebanyak 180 orang imigran Rohingya terdiri dari 53 laki-laki, 74 perempuan dan 53 anak-anak tersebut menjalani tes usap untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 dan penyakit menular lainnya. ANTARA FOTO/Ampelsa/nym. /AMPELSA ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Di tengah polemik dan gelombang penolakan atas kehadiran para pengungsi Rohingya, Lembaga PBB untuk penanganan pengungsi (UNHCR) tetap mengupayakan agar para pendatang itu difasilitasi tempat penampungan yang layak di Aceh.

Perwakilan UNHCR di Indonesia, Ann Maymann mengungkapkan bahwa pengungsi Rohingya yang membutuhkan penampungan layak itu berjumlah sekitar 700 orang. Dia menjelaskan situasi memprihatinkan ratusan pengungsi tersebut di Provinsi Aceh saat ini.

"Ada sekitar 700 orang pengungsi Rohingya dari 1.684 yang sudah masuk selama 2023 di Aceh, memerlukan tempat penampungan karena hingga kini mereka masih tinggal di pinggir pantai, kebun kelapa, dan tenda kecil," kata dia, di Aceh Besar, Minggu, 10 Desember 2023.

Ann berkata demikian setelah melihat langsung kondisi pengungsi Rohingya di pantai Lamteh, Aceh Besar. Ia juga menguraikan sejumlah lokasi pengungsi Rohingya di Aceh yang belum menyediakan penampungan (shelter) layak.

Di anntaranya ada Kota Sabang, Pidie, dan juga yang baru saja mendarat di Aceh Besar. UNHCR, kata dia, sejatinya sudah menemukan lokasi tampung layak untuk pengungsi di beberapa daerah. Namun, masih belum ada izin dari pemerintah setempat.

"Karena itu kami akan duduk bersama dengan pemerintah dan masyarakat lokal untuk mencari solusi bersama," ujar dia.

Menurut Ann, beberapa penolakan tidak bisa lantas dinilai merepresentasikan seluruh rakyat di Indonesia. Artinya, percikan kontra ini hanya bagian kecil yang masih bisa dinegosiasikan ke depannya.

Sejauh ini, kata dia, persoalan pengungsi Rohingya relatif masih bisa terkendali. Apabila semua pihak saling bergandengan tangan, ia yakin publik akan mengerti pada akhirnya.

"Saya melihat sebelum November tahun ini, kedatangan pengungsi tidak menimbulkan penolakan. Meski begitu, kami tetap akan memperhatikan pendapat dari masyarakat lokal atas reaksi penolakan itu," ujarnya.

Baca Juga: Mahfud MD Soal Rohingya: Kita Tetap Akan Beri Tempat Penampungan Sementara

Rincian Pengungsi Baru Rohingya

Kapolsek Muara Tiga Kabupaten Pidie Ipda Efendi mencatat ada 180 orang dari etnis Rohingya yang mendarat di daerahnya.

Pengungsi didominasi oleh perempuan dengan jumlah 74 orang di kapal yang sama.

“Jumlah perempuan lebih dominan yaitu sebanyak 74 orang, sementara laki-laki 53 orang, anak laki-laki 26 orang dan 27 orang anak perempuan," katanya.

Sementara di Aceh Besar, Kapolsek Krueng Raya Rolly Yuiza Away menyampaikan bahwa imigran Rohingya yang datang sekitar 135 orang, dan belum dapat dirinci secara keseluruhan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat