kievskiy.org

Prabowo Puji SBY Tangani Tsunami Aceh: Kepemimpinan Luar Biasa dalam Hadapi Krisis Dunia

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjalan bersama Prabowo Subianto didampingi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Aceh.
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjalan bersama Prabowo Subianto didampingi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Aceh. /Instagram @agusyudhoyono

PIKIRAN RAKYAT – Prabowo Subianto memuji Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menangani tsunami Aceh pada tahun 2004. SBY yang kala itu didampingi Jusuf Kalla, dihadapkan dengan bencana besar, dua bulan setelah terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.

"Kepemimpinan luar biasa Pak SBY, yang saya kira itu belum sampai dua bulan sudah dihadapkan krisis luar biasa, krisis dunia. Tetapi alhamdulillah beliau bisa memimpin suatu pekerjaan, luar biasa," ujar Prabowo dalam acara silaturahmi bersama tokoh dan ulama di Banda Aceh.

Saat mengingat kembali masa-masa sulit tersebut, Prabowo memetik satu pesan penting tentang persatuan.

"Musibah itu menunjukkan kepada kita sekalian bahwa apabila kita bersatu, apabila kita bekerja keras bersama, kita dapat menghadapi dan mengatasi kesulitan yang sangat besar dan dapat kita atasi, kita perbaiki, kita rehabilitasi, kita rekonstruksi untuk menghadapi masa depan yang lebih baik," ujar capres nomor urut 2 itu.

Prabowo juga merasa lega melihat warga Aceh yang perlahan bangkit pascabencana tersebut.

“Kami bersyukur, Aceh bisa bangkit dari tragedi tsunami,” ujarnya.

Hubungan Emosional

Menteri Pertahanan itu menyebut bahwa hubungan emosional antara dirinya dengan Aceh sudah berlangsung sejak lama. Sebab sang ayah, Soemitro Djojohadikoesoemo adalah perintis Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.

"Orangtua saya, Prof Soemitro dari awal sangat dekat dengan tokoh-tokoh Aceh dan sempat menjadi dosen terbang. Beliau sangat bangga, selalu cerita kepada kami terbang ke Aceh dan memberi kuliah," katanya.

Perjuangan Soemitro, kata Prabowo, berlanjut saat ia bersama rakyat Aceh saling mendukung pada masa-masa sulit, salah satunya ketika terjadinya pergolakan tahun 1950-an.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat