PIKIRAN RAKYAT – Proses pemakaman mantan Gubernur Papua Lukas Enembe yang semula direncanakan pada Kamis sore, batal digelar. Sebab dalam proses pengantaran jenazahnya, massa terlibat aksi anarkistis yang menyebabkan 14 orang terluka hingga puluhan rumah dan ruko habis terbakar.
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri mengutuk aksi tersebut. Dia berharap pengantaran jenazah Lukas yang akan digelar hari ini berjalan lancar, tanpa adanya aktivitas yang merugikan penduduk sekitar.
“Kita telah merusak, mencoreng diri sendiri, ini mudah-mudahan ke depan setelah proses pemakaman yang menurut kami akan terjadi besok pagi. Ini pulangnya tidak boleh melakukan aksi yang brutal,” ujar Mathius di Polda Papua.
Dia mengimbau keluarga dan kerabat tetap tenang dan tidak melakukan aksi yang berlebihan.
“Saya sangat berharap, sekali lagi, kepada anak-anak kami, suadara-saudara kami yang berduka mari berduka yang benar sesuai budaya kita di orang Papua. Bukan melakukan hal-hal yang merusak, mencederai sendiri martabat dan harkat kita sebagai anak Papua,” katanya.
Kericuhan Massa
Kapolda juga mengungkap aksi anarkistis yang terjadi selama pengantaran jenazah Lukas Enembe ke rumah duka di Koya Tengah, Jayapura.
"Kejadian tersebut terutama terjadi di beberapa wilayah seperti di depan Sekolah Teologia Atas Injili (STAKIN) Sentani dan beberapa titik lokasi lainnya," kata Mathius.
Dari 14 korban luka, di antaranya adalah Pj Gubernur Papua Muhammad Ridwan Rumasukun, delapan aparat keamanan, dan lima warga setempat.
"Selain itu, juga ada satu mobil yang dibakar, lima kendaraan rusak berat, tiga bangunan, dan sekitar 25 perumahan mengalami kerusakan serta pembakaran," tuturnya.
Kini kondisi Pj Gubernur Papua Muhammad Ridwan Rumasukun cukup stabil. Namun, korban akan menjalani pengobatan lebih lanjut di Jakarta.