kievskiy.org

PPATK Ungkap Ratusan Miliar Dana dari Luar Negeri Mengalir ke Bendahara 21 Parpol

Ilustrasi kampanye dan partai politik Pemilu 2024.
Ilustrasi kampanye dan partai politik Pemilu 2024. /Antara/Yulius Satria Wijaya

PIKIRAN RAKYAT - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan adanya dana bernilai ratusan miliar rupiah yang berasal dari luar negeri mengalir ke bendahara 21 partai politik. Dana tersebut jumlahnya terus meningkat dan terdeteksi mengalir sepanjang 2022-2023.

“Dari 21 partai politik, pada 2022 itu ada 8.270 transaksi dan meningkat di 2023 ada 9.164 transaksi. Jadi Mereka juga termasuk yang kita ketahui menerima dana luar negeri,” kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana dikutip Kamis, 11 Januari 2024.

Ivan menjelaskan pada 2022 penerimaan dananya hanya di angka Rp83 miliar. Kemudian, meningkat menjadi Rp195 miliar pada 2023. Akan tetapi, dia tak membeberkan nama bendara, pun partai politik yang menerima dana dari luar negeri.

“Ini bendahara di wilayah-wilayah dan segala macam-macam. Di tahun 2022, penerimaan dananya hanya Rp83 miliar, di 2023 meningkat menjadi Rp195 miliar," tutur Ivan.

Baca Juga: Mayoritas Duta Besar dari Partai Politik, Netralitas Pemilu 2024 di Luar Negeri Disorot

Pada kesempatan yang sama, Ivan mengungkapkan pihaknya juga menerima laporan dari International Fund Transfer Instruction (IFTI) terhadap 100 orang yang terdapat dalam Daftar Calon Tetap (DCT) Pemilu 2024.

Berdasarkan laporan itu, Ivan menyebut ada penerimaan uang senilai Rp7,7 triliun dari luar negeri terhadap 100 calon anggota legislatif. Namun, dia tak membeberkan identitas caleg yang menerima dana triliunan rupiah tersebut.

“Kita menerima laporan internasional IFTI terhadap 100 orang DCT yang datanya sudah kita dapatkan itu, ada penerimaan senilai Rp7.740.011.302.238. Jadi orang ini menerima uang dari luar negeri sebesar itu,” ucap Ivan.

Tak hanya itu, lanjut Ivan, dari 100 caleg yang telah terdaftar di DCT ada juga yang mengirim dana keluar negeri dengan total nilai sebesar Rp5,8 triliun.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat