kievskiy.org

Pengusaha Asal Surabaya Kelabakan Usai Dituduh AS Jual Komponen Drone ke Iran

Ilustrasi drone.
Ilustrasi drone. /WANA NEWS AGENCY via REUTERS

PIKIRAN RAKYAT – Agung Surya Dewanto, pemilik perusahaan Surabaya Hobby kelabakan usai dituding menjual dan memasok komponen pesawat nirawak alias drone ke Iran, oleh otoritas Amerika Serikat (AS). Tak tanggung-tanggung, perusahaan yang ada di Surabaya ini dituding memasok 100 servomotor ke Pishgam Electronic Safec Company (PESC).

AS menyebut PESC selama ini menyediakan kendaraan udara nirawak (UAV) ke Pasukan Udara Korps Pengawal Revolusi Iran, Islamic Revolutionary Guard Corps Aerospace Force Self Sufficiency Jihad Organization (IRGC ASF SSJO). AS mengkalim UAV produksi IRGC itu akan didistribusikan ke Timur Tengah dan Rusia untuk perang dengan Ukraina.

Agung Surya Dewanto membantah tuduhan dan sanksi dari AS tersebut. Pengusaha ini membantah memasok komponen pesawat nirawak ke PESC atau ke negara lain, apalagi servomotor adalah komponen penting dalam drone.

Namun Agung tak menampik jika perusahaannya pernah menjual komponen dron ke luar negeri. Dia pun menduga alat yang dijual dari perusahaannya dijual kembali dan disalahgunakan oleh para pembelinya.

Baca Juga: Daftar Nama 49 Caleg Mantan Koruptor yang Ikut Pemilu 2024, Terbanyak dari Golkar, NasDem, dan PKB

“Pemilik dan perwakilan Surabaya Hobby yang berbasis di Indonesia, Agung Surya Dewanto berkoordinasi dengan PESC dalam pengiriman ini,” ujar laporan yang dirilis Kantor Pengasawan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan (OFAC) AS.

Sanksi dari OFAC ini juga dijatuhkan pada sejumlah individu di Iran, Malaysia, dan Hong Kong. Peneliti pertahanan dan intelijen dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Diandra Megaputri Mengko menyebut insiden yang dialami pengusaha asal Surabaya itu sering terjadi.

Diandra menyebut jual beli komponen alat tersebut sering dilakukan melalui broker. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia, lanjutnya, perlu menangani sistem perizinan ekspor di dalam negeri.

Sejalan dengan Diandra, anggota Komisi I DPR, Muhammad Farhan menyebut beberapa kementerian di Indonesia harus melobi AS. Farhan menyebut pemerintah harus meyakinkan bahwa tidak ada pihak dari Indonesia yang mengetahui tujuan penggunaan komponen yang dipasok oleh Surabaya Hobby.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat