kievskiy.org

Staff Joe Biden Resign Massal: Kami Menolak Diam Sebagaimana Mayoritas Warga AS dan Dunia

Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan kabinet perang Israel, di Tel Aviv, Israel, 18 Oktober 2023.
Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan kabinet perang Israel, di Tel Aviv, Israel, 18 Oktober 2023. /Foto: REUTERS/Evelyn Hockstein

PIKIRAN RAKYAT - Staf pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden saat ini mengundurkan diri massal dan melakukan protes penyeruan gencatan senjata di Gaza. Protes dilakukan bersama para mantan staf Gedung Putih lainnya.

Mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS, Josh Paul membacakan lantang desakan mereka kepada Biden. Mewakili staf kantor Washington yang lain, dia mendesak Biden untuk segera menyerukan gencatan senjata permanen.

"Kami menolak untuk diam sebagaimana mayoritas orang Amerika dan mayoritas warga dunia yang menyerukan gencatan senjata. Presiden (Joe) Biden berkomitmen untuk membawa kemanusiaan ke dalam kebijakan luar negeri kita sehingga kami mengingatkan dia bahwa nyawa setiap manusia itu berharga, setara," ucapnya, dikutip dari akun X @Kahlissee, Selasa, 16 Januari 2024.

"Perlindungan hak asasi manusia setiap orang itu seharusnya tak bersyarat. Suara kita dan suara rakyat Amerika yang kami layani meminta agar kekerasan ini dihentikan dan untuk alasan itu kita minta Presiden Biden dan anggota kabinet untuk bicara serta menyerukan gencatan senjata permanen, pembebasan semua tawanan termasuk ribuan orang Palestina yang ditahan secara sewenang-wenang oleh Israel, dan kami minta deeskalasi saat ini juga," ucapnya lagi.

Baca Juga: Genosida di Palestina dan Mereka yang Bersuara

700 Ribu 'Teror' Telepon ke Pemerintah AS

Staf anggota pemerintahan Joe Biden menceritakan betapa suramnya keadaan kantor saat ini. Bukan hanya masalah perbedaan pendapat yang muncul di Washington, melainkan mayoritas warga Amerika juga menentang dukungan negaranya terhadap Israel Penjajah.

Sejak pertengahan Desember 2023, 71 kantor lembaga pemerintahan AS telah menerima lebih dari 700.000 panggilan telepon yang mendesak pejabat terpilih untuk menyerukan gencatan senjata di Gaza. Fenomena ini kemudian disampaikan lebih dari 140 staf melalui surat ke Gedung Putih.

“Kita melihat orang-orang menangis atau terisak-isak, memohon agar kita melakukan sesuatu, memberitahu kita bahwa kita terlibat dalam apa yang terjadi, bahwa (tangan) kita berlumuran darah, (kita) sangat membutuhkan arahan atau tindakan tentang apa yang harus dilakukan sebagai orang Amerika untuk membantu menghentikan kekerasan (di Gaza)," kata salah satu staf Kongres, dilansir dari Middle East Eye (MEE).

Jumlah pasti seruan gencatan senjata yang masuk ke kantor kongres kemungkinan besar mencapai jutaan. Demikian informasi dari beberapa anggota staf kongres kepada MEE.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat