kievskiy.org

Butuh Rp234.5 T Bangun Kembali Rumah di Gaza, 350 Ribu Unit Lebih Rusak dan Hancur Total

Warga Palestina memeriksa rumahnya yang terkena serangan udara Israel, di Kota Gaza, 6 Agustus 2022.
Warga Palestina memeriksa rumahnya yang terkena serangan udara Israel, di Kota Gaza, 6 Agustus 2022. /Reuters/Mohammed Salem

PIKIRAN RAKYAT - Butuh setidaknya 15 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp234.5 triliun untuk membangun kembali rumah-rumah di Gaza. Otoritas Palestina menjelaskan, skala kehancuran serangan Israel merusak dan meratakan perumahan warga dengan tanah.

Dalam keterangan Rabu, 17 Januari 2024, Kepala Dana Investasi Palestina, Mohammed Mustafa mengatakan bahwa laporan internasional menunjukkan 350.000 unit rumah telah rusak seluruhnya atau sebagian di Gaza.

Dengan asumsi ada 150.000 unit rumah yang perlu dibangun kembali, dengan biaya rata-rata Rp150 juta per unit, berarti Rp234.5 triliun setidaknya harus siap untuk membangun semua unit rumah.

“Kami masih belum membicarakan (biaya soal) infrastruktur (lain), kami belum membicarakan rumah sakit yang rusak, jaringan listrik,” katanya di Forum Ekonomi Dunia di Davos, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 18 Januari 2024.

Angka tersebut, kata Mustafa, menunjukkan biaya rekonstruksi yang jauh lebih besar dibandingkan anggaran untuk membangun kembali Gaza setelah konflik sebelumnya. Agresi militer sejak 7 Oktober 2023 ini menimbulkan kerusakan perang terdahsyat sepanjang sejarah Palestina.

Tahun 2014 lalu, setelah perang antara Hamas dan Israel yang berlangsung selama tujuh minggu dan menewaskan 2.100 warga, Qatar menghabiskan lebih dari 1 miliar Dolar AS atau setara Rp15.6 triliun untuk proyek perumahan dan bantuan di Gaza.

Kini, Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut dalam agresi yang telah menewaskan 24.448 orang sejak 7 Oktober.

Berbeda dengan catatan Mustafa, menurut data yang dikeluarkan kantor media Hamas, lebih dari 360.000 unit rumah mengalami kerusakan parah atau sebagian, dan lebih dari 70.000 unit hancur total alias rata dengan tanah.

Mustafa mengatakan, kepemimpinan Palestina dalam jangka pendek, akan terus fokus pada bantuan kemanusiaan termasuk makanan dan air, namun pada akhirnya fokusnya akan beralih ke rekonstruksi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat