kievskiy.org

Kamisan Bukan Dagangan, 'Hal yang Terjadi di Tahun 1998 Bukan Mustahil Terulang Kembali'

Aksi Kamisan kembali digelar oleh puluhan masyarakat sipil di seberang Istana Presiden, Jakarta, Kamis, 4 Januari 2024. Ini merupakan aksi ke-800 semenjak gerakan pertama yang dimulai pada 18 Januari 2007.
Aksi Kamisan kembali digelar oleh puluhan masyarakat sipil di seberang Istana Presiden, Jakarta, Kamis, 4 Januari 2024. Ini merupakan aksi ke-800 semenjak gerakan pertama yang dimulai pada 18 Januari 2007. /Pikiran Rakyat/Boy Darmawan

PIKIRAN RAKYAT - Komika Zarry Hendrik sempat menjadi trending topic di X (dulu Twitter), usai membela mati-matian capres nomor urut 2 Prabowo Subianto. Kemudian kini, namanya kembali diperbincangkan usai menyinggung Aksi Kamisan.

Dalam sebuah rekaman suara yang diunggah ulang oleh akun @berlianidris, terdengar suara Zarry Hendrik yang menyebut Aksi Kamisan sebagai dagangan.

"Gue harus akui bahwa gue tidak melakukan dua hal ini; gue tidak pernah datang ke Kamisan dan gue tidak pernah dagang Kamisan," kata Zarry Hendrik.

Padahal, Kamisan merupakan aksi yang dilakukan oleh keluarga korban kasus 1965 dan Tragedi 1998 yang pertama digelar pada 18 Januari 2007 diprakarsai oleh Maria Catarina Sumarsih untuk menuntut kasus hilangnya sang anak pada Tragedi 1998.

Tak hanya itu, aksi ini juga menuntut pengusutan kasus dugaan pelanggaran HAM lainnya seperti kasus '65, korban tragedi Trisakdi dan Semanggi 1998, korban tragedi Rumpin, dan sebagainya.

Hal yang Terjadi pada 1998 Bukan Mustahil Terulang Lagi

Di tengah keramaian aksi Kamisan yang dipenuhi payung-payung hitam, seorang perempuan muda duduk di pinggiran. Dia menggenggam erat penanya sambil menulis sebuah puisi di secarik kertas yang diambil dari buku tulisnya.

Perempuan itu bernama Sangayu Piwulang Sae. Dia adalah seorang mahasiswa Ilmu Filsafat dari Universitas Indonesia yang datang ke aksi Kamisan pada Mei 2023 karena sedang mempelajari Tragedi 1998 melalui mata kuliah Filsafat dan HAM.

Dia sudah lama mengenal sosok Sumarsih dari akun Instagram yang sering membagikan informasi seputar Kamisan dan penyelesaian pelanggaran HAM.

“Sejauh yang saya tahu, Kamisan ini dimulai oleh Ibu Sumarsih yang adalah ibu dari Wawan. Salah satu mahasiswa aktivis yang meninggal di Peristiwa '98. Sampai saat ini Wawan belum mendapat keadilan atas kejahatan yang dilakukan oleh negara," tutur Sangayu Piwulang Sae sambil mengusap air mata.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat