kievskiy.org

Kampanye Akbar Pemilu 2024 dan Tantangannya

Pendukung TKN Pemilih Muda (Fanta) Prabowo-Gibran melakukan aksi saat peluncuran platfrom digital di depan gedung Fanta Headquarters Prabowo-Gibran, Menteng, Jakarta, Kamis, 14 Desember 2023.
Pendukung TKN Pemilih Muda (Fanta) Prabowo-Gibran melakukan aksi saat peluncuran platfrom digital di depan gedung Fanta Headquarters Prabowo-Gibran, Menteng, Jakarta, Kamis, 14 Desember 2023. /Antara/Galih Pradipta

PIKIRAN RAKYAT - Kampanye akbar atau kampanye rapat umum Pemilu 2024 akan digelar dari 21 Januari sampai 10 Februari 2024, dibagi tiga zona, yakni zona A, B, dan C. Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) August Mellaz berujar, pembagian zona itu telah disepakati ketiga tim pasangan calon (paslon) dan partai politik peserta Pemilu 2024.

"Nanti akan ditentukan zona A paslon mana, zona B paslon mana, dan zona C paslon mana," katanya seusai memimpin rapat koordinasi, Ahad, 14 Januari 2024, dalam pernyataan resmi di laman KPU.

Pembagian zona itu bakal disesuaikan dengan jumlah provinsi di Indonesia, sesuai zona waktunya. Saban capres-cawapres akan berkampanye rapat umum di zona berbeda saban harinya.

"Nanti akan dibagi secara proporsional berdasarkan basis waktu misalnya WIB (Waktu Indonesia Barat), WITA (Waktu Indonesia Tengah), WIT (Waktu Indonesia Timur). Jadi nanti akan ada konteks pembagian zona tertentu setiap paslon secara bergantian," ujar dia menerangkan.

Lalu, seberapa efektif pembagian tiga zona itu? Pengamat politik dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Yoes Kenawas mengungkapkan, pembagian tiga zona itu bisa meminimalisir gesekan antarpendukung dan pembagian wilayah menjadi lebih teratur.

"Dibandingkan dengan (Pemilu) 2019, (contohnya) Bengkulu masuk zona B sedangkan bagian lain dari (Pulau) Sumatra masuk zona A," kata dia.

Secara logistik, kata dia, pembagian tiga wilayah berdasarkan zona waktu itu juga bakal lebih efektif bagi para paslon dan parpol pendukung guna mengoordinasi dan memobilisasi pendukungnya.

Kampanye akbar, kata dia, memiliki potensi mobilisasi yang berlebihan, sehingga bisa memunculkan gesekan dengan masyarakat setempat atau dengan pendukung kandidat lain.

"Harusnya potensi akan terjadi benturan dengan pendukung kandidat lain bisa diminimalisir (dengan pembagian zonasi waktu)," katanya seperti dilaporkan BBC.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat