PIKIRAN RAKYAT - Sejak Maret 2020, dampak pandemi Covid-19 terasa hingga berbagai sektor, khususnya transportasi jalan dan perkeretaapian.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Balitbanghub) mencatat, kebijakan pengendalian sosial (PSBB) telah berdampak pada turunnya volume penumpang angkutan perkeretaapian sebesar 68 persen.
"Oleh karena itu, diperlukan berbagai masukan terkait strategi pemulihan bisnis di sektor transportasi ini," kata Kepala Balitbanghub Umiyatun Hayati Triastuti saat webinar diseminasi hasil penelitian bertajuk “Strategi Pemulihan Bisnis Angkutan Jalan dan Perkeretaapian”, di Jakarta, Senin 21 September 2020.
Baca Juga: Hasil Liga Italia: Bologna Takluk di Hadapan Zlatan Ibrahimovic, Brace Ibra Antar Milan ke Puncak
Penelitian dilakukan Balitbanghub melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Ini untuk merespon permasalahan terkait pemulihan usaha angkutan darat saat dan pasca pandemi Covid-19.
“Pengendalian aktivitas masyarakat pada saat pandemi Covid -19 berdampak signifikan pada kelangsungan bisnis angkutan jalan dan perkeretaapian.
Untuk itu diperlukan strategi pemulihan bisnis angkutan jalan dan perkeretaapian dengan paradigma humanitarian transport agar bisnis angkutan orang pada transportasi jalan dan kereta api tetap berlangsung dengan baik,” tutur Hayati Triastuti.
Baca Juga: Perbatasan Himalaya Memanas, India Minta Tiongkok Mundur saat Pertemuan Pemimpin Militer Mereka
Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Perhubungan, jumlah bus dan jumlah penumpang pada angkutan jalan mengalami penurunan.