kievskiy.org

Dari Mana Datangnya Investasi untuk Hilirisasi? Dari Singapura dan China Turun ke Bumi Pertiwi

Ilustrasi nikel.
Ilustrasi nikel. /Reuters/Yusuf Ahmad

PIKIRAN RAKYAT - Kala Pemerintah menggaungkan program hilirisais nikel, sejumlah ekonom justru menilai Indonesia sejatinya semakin ketergantungan pada investasi China. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia tampak punya dua agenda besar saat konferensi pers kinerja investasi Indonesia 2023 pada Rabu 24 Januari 2024.

Pertama, mempertanyakan kinerja Tom Lembong selaku kepala BKPM periode 2016-2019. Kedua, meyakinkan publik bahwa program hilirisasi nikel adalah jalan terbaik untuk memajukan bangsa dan mewujudkan visi "Indonesia Emas 2045".

Bahlil Lahadalia menghabiskan 30 menit untuk membahas dua hal tersebut. Baru kemudian dia memulai paparan kinerja investasi tahun lalu yang berlangsung 15 menit.

Tanpa menyebut nama, dia berulang kali menyentil Tom Lembong, termasuk soal kegagalan mencapai target investasi pada 2018. Selain itu, ada pula masalah mandeknya pengembangan sistem online single submission (OSS), serta apa yang disebutnya sebagai "kebohongan publik" soal nikel Indonesia tidak lagi diminati industri baterai kendaraan listrik dunia.

"Jangan omon-omon saja. Bahaya ini negara kalau dibuat-buat begini," ucap Bahlil Lahadalia.

Sentilan kepada Tom Lembong mulai marak sejak Debat Cawapres pada Minggu 21 Januari 2024. Kala itu, Cawapres Nomor Urut 2 Gibran Rakabuming Raka sempat mempertanyakan Tom Lembong yang dianggap kerap mempromosikan lithium ferrophosphate (LFP).

Itu adalah tipe baterai litium-ion untuk kendaraan listrik yang menggunakan bahan besi alih-alih nikel atau kobalt.

Pasalnya, pasangan Prabowo-Gibran berulang kali menyatakan sikap mendukung program hilirisasi pemerintahan Presiden Jokowi, terutama untuk mengolah nikel menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik. Sementara itu, meski tidak masuk secara resmi dalam tim kampanye, Bahlil Lahadalia terang-terangan mendukung Prabowo-Gibran dan tentunya program hilirisasi.

"Saya masih bingung ya, masih ada pakar ataupun mantan pejabat yang mengatakan bahwa hilirisasi ini tidak bagus. Saya tidak ngerti, otak dari mana itu mereka sampaikan (hal seperti itu)?" tutur Bahlil Lahadalia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat