PIKIRAN RAKYAT - Para capres akan kembali beradu gagasan dalam debat Pilpres 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Ahad, 4 Februari 2024. Dalam debat terakhir itu, ada sejumlah tema yang akan dibahas, yakni kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, kesehatan, teknologi informasi, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.
Daftar Pemilih Tetap (DPT) dari kalangan Gen Z dan generasi milenial mendominasi pada Pemilu 2024. Sebanyak 66.822.389 orang dari kalangan milenial dan 46.800.161 orang dari Gen Z yang akan menentukan siapa yang akan terpilih dari tiga pasangan calon, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Dosen psikologi Universitas Islam Bandung (Unisba), Vici Sofianna Putera, S.Psi., M.Psi.T, menilai bahwa isu kesehatan mesti menjadi salah satu yang menjadi perhatian dan dibahas dalam debat terakhir Pilpres 2024 itu. Pasalnya, para pemilih kini concern terhadap masalah kesehatan mental.
Walakin, para capres-cawapres justru masih kurang memperhatikan isu tersebut. Padahal, ketika capres-cawapres mengangkat isu kesehatan mental, akan membuat para pemilih itu tertarik.
"Masih kurang perhatian (isu kesehatan mental). Masih minor istilahnya. Jika itu bisa dijawab atau ada penjelasan di debat capres-cawapres, itu menarik bagi pemuda dan akan menjadi poin penting. Akan menjadi poin tambah bagi para pemilih muda, ketika para calon bisa menjawab atau memaparkan sesuatu yang inovatif berkait dengan kesehatan mental," katanya saat dihubungi di Bandung, Sabtu.
Pria yang saat ini melanjutkan S3 di Universitas Indonesia itu menilai, bila para capres-cawapres kepengin mendulang suara dalam Pilpres 2024, maka jangan mengabaikan isu kesehatan mental. Pasalnya, masalah kesehatan mental merupakan masalah penting yang terjadi kepada semua level usia.
Berdasarkan laporan yang dirilis Komnas Perempuan pada Oktober 2023, prevalensi orang dengan gangguan jiwa di Indonesia sekira 20 persen dari 250 juta jiwa penduduk secara keseluruhan belum memiliki layanan kesehatan jiwa yang aksesibel sampai di tingkat provinsi, yang menunjukkan tidak semua orang dengan masalah gangguan jiwa mendapatkan pengobatan yang seharusnya. Selain itu, jumlah psikiater sebagai tenaga profesional untuk pelayanan jiwa cuma 1.053 orang, sehingga seorang psikiater melayani sekira 250.000 penduduk.
Lalu bagaimana visi-misi capres-cawapres memandang kesehatan mental? Apakah ada perhatian khusus?
Kesehatan mental dalam visi-misi para capres-cawapres