kievskiy.org

Pemilu 2024 adalah Perang Influencer, Pers Sudah Berubah Fungsi

Ilustrasi influencer media sosial.
Ilustrasi influencer media sosial. /Pixabay/Erik_Lucatero

PIKIRAN RAKYAT - Sederet pemengaruh atau influencer memeriahkan kontestasi politik lima tahunan. Sejumlah nama mentereng bahkan ada di kubu tiga pasangan calon yang bertarung dalam Pilpres 2024.

Selain komika, penyanyi, dan band legendaris, selebriti kondang seperti Raffi Ahmad bahkan terjun langsung, kerap tampil di beberapa kesempatan bersama pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Di kubu pasangan calon nomor urut 1 Anies Basewedan-Muhaimin Iskandar ada sederet komika yang secara terang-terangan mendukung, terbaru mendapat dukungan dari Raja Dangdut Rhoma Irama.

Sementara di kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD, grup band legendaris asal Potlot, Jakarta, SLANK, mendeklarasikan dukungannya. Pengamat politik Silvianus Alvin menilai, Pemilu 2024 merupakan pertarungan influencer.

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan (kiri) berjalan bersama Rhoma Irama (kanan) saat berkunjung ke markas Soneta Record, Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu, 20 Januari 2024.
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan (kiri) berjalan bersama Rhoma Irama (kanan) saat berkunjung ke markas Soneta Record, Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu, 20 Januari 2024.

Jokowi berfoto bersama Prabowo dan influencer.
Jokowi berfoto bersama Prabowo dan influencer.

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, cawapres Mahfud MD bersama ersonel grup musik Slank di Jalan Potlot, Jakarta pada Sabtu, 20 Januari 2024.
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, cawapres Mahfud MD bersama ersonel grup musik Slank di Jalan Potlot, Jakarta pada Sabtu, 20 Januari 2024.

"Menurut saya, di pemilu kali ini memang adalah perang influencer. Kalau di dua pemilu sebelumnya adalah perang media massa. Kalau sekarang, media massa berubah bentuk atau berubah fungsi, sebagai lembaga verifikasi data atau cek fakta. Cek fakta, karena begitu banyak hoaks, sekaligus sebagai media untuk mempersuasi," kata akademisi Universitas Multimedia Nusantara itu saat dihubungi di Bandung, Selasa, 31 Januari 2024.

Walakin, penulis buku Komunikasi Politik di Era Digital: dari Big Data, Influencer Relations & Kekuatan Selebriti, hingga Politik Tawa menyorot para pemengaruh yang tak sesuai dengan citra yang dibentuk selama ini, tiba-tiba berbicara politik.

"Banyak influencer make up misalnya tiba-tiba membicarakan politik, itu tidak sesuai dengan citra masing-masing. Sama seperti kalau dulu media pers misalnya ada radio, radio itu dulu punya genre masing-masing. Ada radio dangdut, radio berita. Influencer pun sebenarnya kurang lebih seperti itu, mereka punya narasinya masing-masing," ucap pria yang menuntaskan S2 di University of Leicester itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat