kievskiy.org

Kemenangan Prabowo-Gibran akan Membawa Demokrasi Indonesia Menuju Kemerosotan yang Lebih Buruk

Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto menyampaikan pidato politik pada kampanye akbar di GOR Delta Sidoarjo, Jawa Timur pada Jumat, 9 Februari 2024.
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto menyampaikan pidato politik pada kampanye akbar di GOR Delta Sidoarjo, Jawa Timur pada Jumat, 9 Februari 2024. /Antara/Dhemas Reviyanto

PIKIRAN RAKYAT - Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid berujar, kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka—dalam hasil hitung cepat atau Quick Count Pilpres 2024 lembaga survei—cacat lantaran dipenuhi praktik kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif. Dimulai dari keputusan Mahkamah Konstitusi yang kontroversial, penyalahgunaan peran aparatur negara dan penyelewengan bantuan sosial.

Menurutnya, kemenangan paslon 02 itu akan membawa demokrasi Indonesia menuju kemerosotan yang lebih buruk lagi. Aksi-aksi protes, tuturnya, akan direpresi oleh kepemimpinannya sebagai otoritarian.

Pasalnya, kendati usia capres 02 itu sudah tak lagi muda, tetapi personalitasnya identik dengan gaya bicara keras dan otoriter. Ditambah ambisi berkuasa yang sangat besar.

"Jadi, meskipun dia sudah cukup tua di usianya 72 tahun, tapi usia bukan penentu apakah seseorang akan memajukan atau memundurkan demokrasi Indonesia," kata dia, Rabu, 14 Februari 2024.

Gugat dugaan kecurangan

Ilustrasi capres di Pilpres 2024, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto.
Ilustrasi capres di Pilpres 2024, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto.

Usman yakin, suara-suara yang menggugat keabsahan dan kecurangan Pemilu 2024 masih bakal terus berlangsung kendati proses pelantikan dilakukan. Apalagi bila dua kubu yang kalah menyatakan tidak menerima hasil pemilu itu.

"Itu mungkin protes-protes dan turbulensi akan makin besar," kata dia, "tapi kalau dua kubu itu menerima, mungkin turbulensi akan datang dari masyarakat sipil yang akan terus menggugat keabsahan pemilu."

Dia berharap, paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD mau mengambil langkah hukum menggugat dugaan-dugaan kecurangan tersebut, termasuk menempuh langkah politik di parlemen.

Usman juga menilai, kemenangan Prabowo-Gibran telah menempatkan demokrasi Indonesia menuju otokrasi. "Indonesia akan terus mengeklaim masih demokrasi karena punya pemilu tapi pemilunya menghasilkan otokrasi. Jadi menang dari proses demokrasi, tapi sebenarnya melaksanakan kebijakan yang melemahkan sendi-sendi demokrasi, hak asasi manusia, dan kebebasan berekspresi," katanya, seperti dilaporkan BBC News Indonesia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat