PIKIRAN RAKYAT - Cawapres 03 Mahfud MD mengajak masyarakat untuk terus mencintai Indonesia. Selain itu, memperjuangkan demokrasi dan keadilan tanpa lelah.
"Kawan, pemilu tlh selesai, tinggal menunggu hsl akhirnya. Kita tak blh lelah mencintai Indonesia. Perjuangan membangun demokrasi dan keadilan hrs kita lanjutkan. Memperjuangkan demokrasi dan keadilan tanpa kenal lelah adl beyond election yg tak dibatasi oleh pemilu yg periodik," kata dia via X (dulunya Twitter), Jumat, 16 Februari 2024.
Kawan, pemilu tlh selesai, tinggal menunggu hsl akhirnya. Kita tak blh lelah mencintai Indonesia. Perjuangan membangun demokrasi dan keadilan hrs kita lanjutkan. Memperjuangkan demokrasi dan keadilan tanpa kenal lelah adl beyond election yg tak dibatasi oleh pemilu yg periodik— Mahfud MD (@mohmahfudmd) February 16, 2024
Mahfud MD merupakan cawapres yang mendampingi Ganjar Pranowo, diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Perindo, dan Hanura. Berdasarkan hitung cepat beberapa lembaga survei, paslon 03 ada di posisi terakhir.
Berdasarkan hasil hitung cepat Populi Center per 16 Februari 2024 pukul 5.44 WIB, dari 99.99 persen data yang masuk, paslon 02 unggul dengan perolehan 59,08 persen, paslon 01 25,06 persen, dan paslon 03 memperoleh 15,86 persen. Adapun berdasarkan lembaga survei Kedai Kopi per 16 Februari 2024 pukul 7.44 WIB, dari 99,30 persen data yang masuk, Prabowo-Gibran unggul dengan perolehan 59,15 persen, Anies-Muhaimin 24,79 persen, dan Ganjar-Mahfud MD 16,06 persen.
Sementara dalam penghitungan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jumat pukul 11.00 WIB, paslon 03 unggul sementara di TPS luar negeri mencapai 37,77 persen, lalu paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 31,56 persen, dan paslon 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 30,67 persen.
Jokowi effect
Di beberapa lumbung suara PDIP, paslon 02 justru yang unggul sementara. Politikus PDIP Masinton Pasaribu berujar, rendahnya suara paslon 03 di pelbagai wilayah yang dianggap sebagai lumbung suara PDIP akibat tangan-tangan berkuasa yang turut andil. Selain itu, dia juga menyangkal dengan apa yang disebut sebagai Jokowi effect.
Peneliti dari Charta Politika Nachrudin menilai, hal itu tak bisa dilepaskan dari pengaruh Presiden Joko Widodo.
"Memang kuatnya faktor Jokowi—sapaan akrab Joko Widodo—adalah PDIP, lalu Jokowi adalah bapaknya Gibran. Itu rasanya lebih mendominasi dan membuat orang sadar terhadap atribusi tersebut daripada mengenal Ganjar sebagai orang PDIP," kata dia, Kamis.