PIKIRAN RAKYAT - Suara paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka lebih unggul dibandingkan dua paslon lainnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di quick count (hitung cepat) beberapa lembaga dan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU). Setelah angka-angka itu muncul, Gerindra pun mulai merangkul partai lawan di luar Koalisi Indonesia Maju (KIM) dengan menjalin komunikasi terlebih dahulu.
Hal tersebut telah dipastikan langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani.
"Komunikasi kami dengan partai-partai di luar koalisi sudah mulai terjalin, meskipun baru tahap awal. Komunikasi itu insya Allah akan terus kita lakukan," katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Sabtu, 17 Februari 2024.
Lebih jelasnya, Ahmad Muzani mengatakan bahwa komunikasi lintas partai itu ditujukan agar seluruh pihak bisa bekerja sama dengan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam menjalankan pemerintahan selama lima tahun ke depan, apabila keduanya resmi ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden yang baru.
Menurut keterangan Ahmad Muzani, beberapa petinggi partai politik lawan sudah dijadwalkan untuk bertemu Prabowo Subianto. Namun, ia enggan membocorkan siapa saja sosok tersebut.
"Beliau belum ngomong detail tapi ada rencana itu, (bertemu) dari 01 dan 03," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ahmad Muzani turut berkomentar soal pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut partainya tetap akan berdiri sebagai oposisi.
"Kami menghormati, tetapi sekali lagi keinginan Pak Prabowo untuk merangkul semua kekuatan tetap akan kami lakukan," ucapnya.
Gerindra Bakal Buktikan Tak Ada Penggelembungan Suara
Usai coblosan pada 14 Februari 2024, hasil suara Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming jauh lebih tinggi dibandingkan dua lawannya. Kemudian, muncul tudingan bahwa ada kecurangan penggelembungan jumlah suara di beberapa daerah.
Menanggapi hal itu, Ahmad Muzani menyatakan pihaknya akan membuktikan bahwa isu yang beredar tak benar.