kievskiy.org

Kantong Suara Prabowo-Gibran dari Kelas Ekonomi Atas Cukup Tinggi, Ini Penyebabnya

Media luar negeri soroti kemenangan Prabowo Subianto di Pemilu 2024, kebanyakan singgung kasus HAM.
Media luar negeri soroti kemenangan Prabowo Subianto di Pemilu 2024, kebanyakan singgung kasus HAM. /Antara/Galih Pradipta

PIKIRAN RAKYAT – Jika Anda berpikir bahwa pendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka hanya dari kelas menangah bawah, maka anggapan itu salah besar. Nyatanya, lebih dari 40 persen pendukung Prabowo-Gibran berasal dari masyarakat berpendidikan tinggi dan ekonomi atas.

Profesor Ilmu Politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor mengungkapkan bahwa hal itu wajar adanya. Dia mencontohkan kepemimpinan otoritarian yang justru didukung oleh masyarakat kelas menengah atas.

Firman Noor mencontohkan pendukung Hitler dan rezim otoritarian Soeharto yang justru didukung oleh masyarakat dari kalangan terdidik. Firman menyebut jatuhnya rezim Orde Baru (Orba) tak serta merta menciptakan masyarakat yang memaknai pentingnya demokrasi.

Belum lagi transisi demokrasi di era Reformasi ini yang justru diselewengkan pimpinan negara bersama elite pengusaha. Hal itu membuat Indonesia tidak pernah benar-benar mencapai titik demokrasi yang ideal.

Baca Juga: Surya Paloh Tak Lapor ke Timnas AMIN Soal Temui Jokowi, PKB Enggan Intervensi Hak NasDem

“Jangan bayangkan transisi demokrasi akan selalu berjalan sukses. Ada peran besar dari pimpinan nasional apakah mereka ingin memelihara proses demoratisasi atau tidak. Harus diingat ada banyak kelompok yang tidak nyaman dengan demokrasi,” ujar Firman Noor.

Sebagai contoh, Prabowo masih lekat dengan dugaan pelanggaran HAM berat masa lalu. Tapi banyak masyarakat yang menganggap itu bukanlah perkara besar karena tidak ada bukti hingga saat ini.

“Yang terjadi pada masa lalu biarlah menjadi bagian dari masa lalu. Selama pelanggaran itu tidak ada buktinya, kenapa harus dipersoalkan? Toh itu urusan masa lalu dan saya melihatnya ke depan,” ujar Taufik Hidayat, warga Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang yang memilih Prabowo tanpa mempersoalkan dugaan pelanggaran HAM tersebut.

Hingga saat ini Prabowo memang tidak pernah diadili atas tuduhan pelanggaran HAM. Kendati demikian, putusan Dewan Kehormatan Perwira yang dibentuk Panglima ABRI tahun 1998 menyimpulkan bahwa Prabowo terlibat dalam penculikan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat