kievskiy.org

Kenapa Kekerasan di Pesantren Terus Terulang?

Ilustrasi penganiayaan. Inilah Kronologi dan Fakta-fakta Kasus Santri yang Tewas Akibat Penganiayaan di PonPes Al Hanifyyah, Kediri
Ilustrasi penganiayaan. Inilah Kronologi dan Fakta-fakta Kasus Santri yang Tewas Akibat Penganiayaan di PonPes Al Hanifyyah, Kediri /Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Seorang santri bernama Bintang Balqis Maulana diduga dianiaya sampai meninggal dunia di sebuah pesantren di Kediri, Jawa Timur. Bintang tinggal di asrama, dikenal dengan mondok di PPTQ Al Hanifiyyah. Sementara, dia bersekolah di MTs Sunan Kalijogo, Pondok Pesantren (Ponpes) Al Islahiyyah. Dua pesantren ini jaraknya berdekatan.

Bintang diduga tewas akibat penganiayaan yang dilakukan para seniornya di PPTQ Al Hanifiyyah. Pada Sabtu, 24 Februari 2024, jenazah Bintang yang diantar oleh pihak pesantren dan terduga pelaku tiba di rumah keluarganya di Banyuwangi.

Keluarga Syok Lihat Kondisi Jenazah Bintang

Kakak korban, Mia Nur Khasanah (22) mengatakan saat mengantar jenazah adiknya, pihak pesantren mengatakan bahwa Bintang terjatuh di kamar mandi. Namun, saat jenazah diangkat diangkat terdapat ceceran darah keluar dari keranda korban.

"Astaghfirullah. Luka lebam di sekujur tubuh ditambah ada luka seperti jeratan leher. Hidungnya juga terlihat patah, tak kuasa menahan tangis, ini sudah pasti bukan jatuh, tapi dianiaya," tutur Mia.

Senanda, ibu korban, Suyanti mengaku syok melihat kondisi anaknya.

"Saya ingin mencium anak saya, ternyata mukanya sudah hancur, matanya sudah bengkak, ini leher seperti berlubang, sekujur tubuh dan paha banyak sundutan rokok, tangannya lebam-lebam," tuturnya.

Keluarga melaporkan kematian anaknya ke Polsek Glenmore, Polres Kediri Kota kemudian menetapkan empat tersangka. Mereka adalah MN (18), MA (18), AK (17), dan AF (16), sepupu korban yang merupakan senior korban di ponpes yang sama.

"Minggu malam kami telah mengamankan empat orang dan kita tetapkan sebagai tersangka dan kita lakukan penahanan untuk proses penyidikan lebih lanjut," ujar Kapolres Kediri Kota, AKBP Bramastyo Priaji, Senin, 26 Februari 2024.

Mengapa Kekerasan Kerap Terjadi di Pesantren?

Pengamat pesantren dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Prof. Dr. Muhammad Tohir menyebut tindak kekerasan yang menewaskan santri di Kediri disebabkan karena keteledoran. Pasalnya, kasus serupa pernah terjadi di pesantren lain.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat