PIKIRAN RAKYAT - Sukijo, 72 tahun, harus rela mengantre sekira satu jam untuk membeli beras murah, beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) lima kilogram seharga Rp50.000, lantaran harga beras kategori premium yang menembus Rp18.500 per kilogram. Sukijo adalah pedagang ikan asin di Pasar Tanggul, Solo, Jawa Tengah.
Pria 72 tahun itu lega dengan kehadiran beras SPHP, beras kategori medium yang disebar Perum Bulog itu. Lansia berpenghasilan Rp1.000.000 per bulan itu tak sanggup membeli beras premium.
Dia bilang, harga beras saat ini menyulitkan orang kecil. Sebelum harga beras memberatkan, keluarganya terbiasa membeli beras kategori premium.
Kata Sukijo, kalau harga bahan pokok mahal, semua usaha menjadi sepi. "Ini jelas memberatkan," kata dia menegaskan.
Kehabisan beras SPHP
Sukijo tak sendiri, ada Pamelga Awanti yang juga ikut dalam antrean beras SPHP di Pasar Tanggul itu. Namun, nasib pedagang kue itu tak seberuntung lansia Sukijo.
Tak sampai ke barisan depan antrean, Pamelga kehabisan beras SPHP. Satu ton beras yang disediakan kala itu ludes.
"Harga beras mahal padahal beras merupakan kebutuhan pokok," ujar dia, "kalau bisa, pemerintah turunkan harga ini. Kasihan rakyat kecil. Ini berat sekali."
Sebelum harga beras melambung, pedagang kue itu juga terbiasa membeli beras kategori premium. Pamelga terbiasa membeli beras yang ditanam di Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Waktu harganya cuma Rp13.000 per kilogram.