kievskiy.org

PPP Ancam Gulirkan Hak Angket di DPR Pekan Ini jika KPU-Bawaslu Abaikan Anomali Suara PSI

Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Muchammad Romahurmuziy.
Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Muchammad Romahurmuziy. /ANTARA/Luqman Hakim

PIKIRAN RAKYAT - Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Muchammad Romahurmuziy menilai lonjakan suara PSI yang tiba-tiba sebagai fenomena tidak wajar.

Menurut para surveyor, kata Romy, lonjakan suara seperti itu hanya bisa terjadi jika PSI mengantongi suara sebesar 50 persen di sejumlah TPS. Berdasarkan data di Sirkep, paling tidak seharusnya PSI menang 77 persen di 110 TPS. Data ini yang dianggap Romy tidak masuk akal.

"Ini ledakan tak wajar suara PSI yang monitoring-nya saya cuplik salah satunya dari yang beredar di media sosial. 19.000 suara dari 110 TPS, berarti rata-rata 173 suara per TPS. Dengan suara per TPS hanya 300 suara, dan partisipasi pemilih rata-rata 75 persen, suara sah setiap TPS ini hanya 225 suara. Artinya, PSI menang 77 persen di 110 TPS itu. Tidak masuk akal," tulis Romy melalui Instagram pribadinya.

Dia menuntut KPU dan Bawaslu untuk segera menegaskan bahwa PPP tidak akan tinggal diam melihat fenomena tersebut.

"Saya dan DPP PPP mohon atensi dan tindak lanjut seksama dari KPU dan Bawaslu untuk tidak menutup mata dari penyimpangan ini!" ujarnya.

Jika lonjakan suara itu tidak diusut, maka PPP akan mengupayakan digulirkannya hak angket di DPR.

"Kalau ini tidak dikoreksi, DPP PPP akan meminta hal ini bagian yang termasuk dibongkar seterang-terangnya di hak angket pekan ini!" tulisnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Muchammad Romahurmuziy (@romahurmuziy)

Penjelasan KPU

Perolehan suara PSI di Sirekap pada Sabtu siang tiba-tiba melonjak tajam. PSI memperoleh 3,13 persen suara pada Pemilu 2024 dengan suara masuk mencapai 65,73 persen. Perolehan tersebut membuat PSI hanya memerlukan 0,87 persen suara untuk mencapai ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 4 persen.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat