kievskiy.org

Pesawat Smart Aviation Hilang di Ketinggian 9.000 Kaki, Penyebabnya Masih Diselidiki

Ilustrasi pesawat yang jatuh.
Ilustrasi pesawat yang jatuh. /Pexels/Ronaldo Nascimento

PIKIRAN RAKYAT - Pihak perusahaan maskapai penerbangan perintis Smart Aviation tengah mengurus asuransi jiwa bagi crew pesawat yang jatuh di tengah hutan Nunukan Kalimantan Utara pada Jumat 8 Maret 2024.

CEO Smart Aviation Pongky Majaya ikut mengawal pemulangan jenazah atas nama Deni Sobali (35) asal Desa Cijulang, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran. Ia mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah mengurus asuransi jiwa untuk korban.

"Kita mengurus asuransi jiwa sesuai aturan penerbangan, begitu juga dengan asuransi Ketenagakerjaan. Karena kejadian ini mendadak, maka kami akan bahas soal asuransi dengan pihak keluarga korban," ujar Pongky di rumah duka di Cijulang Pangandaran, Senin 11 Maret 2024.

Pongky juga menilai, bahwa korban Deni Sobali sudah dianggap saudara sendiri, orangnya mudah bergaul, tentunya dirinya merasa kehilangan atas musibah yang dialami korban yang sudah bekerja sekira 3 hingga 4 tahun di maskapai pesawat Smart Aviation. "Orangnya strong dan friendly," ucap Pongky.

Penyebab jatuhnya pesawat masih diselidiki

Saat ditanya soal penyebab insiden jatuhnya pesawat Smart Aviation, dirinya tidak ingin mendahului tahapan penyelidikan oleh pihak terkait.

"Tapi, pada saat pesawat itu diterbangkan sudah dirilis oleh almarhum (Deni Sobali) dan dinyatakan service able dan usianya belum sampai dua tahun," ujar Pongky.

Pongky menceritakan, pada saat itu pesawat sedang membawa sembako seberat 583 kilogram untuk penduduk di daerah Binuang, Nunukan, Kalimantan Utara dan cuaca pun dalam keadaan baik. Kemudian mendadak pesawat hilang kontak.

"Tapi yang menjadi pertanyaan bagi kita, ada gangguan apa yang menyebabkan pilot mendadak hilang kontak di atas tengah hutan," ujar Pongky.

Komunikasi terakhir melalui sinyal yang dikirim secara rutin, kata Pongky pesawat berada di ketinggian 9.000 feet dengan kecepatan 135 knot atau normal dengan rute penerbangan Tarakan Binuang. "Penerbangan rute pertama atau perintis," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat