kievskiy.org

Impor Beras: Solusi Sementara untuk Setumpuk Persoalan

Ilustrasi beras.
Ilustrasi beras. /Freepik/jcomp

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Indonesia terus melakukan impor beras setiap tahunnya, begitu juga dengan 2024 ini. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, Indonesia masih akan melakukan impor beras pada 2024 untuk mengamankan pasokan dan memenuhi kebutuhan beras nasional.

Dia mengklaim, langkah pemerintah melakukan impor beras menjadi antisipasi terhadap defisit neraca beras bulanan. Apalagi, produksi beras pada Januari-Februari 2024 diperkirakan masih di bawah kebutuhan bulanan secara nasional.

Berdasarkan kerangka sampel area (KSA) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional secara bulanan pada Januari 2024 diperkirakan hanya 0,9 juta ton.

Presiden Jokowi juga pernah mengungkap sejumlah alasan pemerintah melakukan impor beras untuk 2023 dan 2024. Menurutnya, salah satu alasan impor beras adalah untuk menjaga cadangan beras nasional.

Selain itu, impor beras dilakukan untuk menjaga agar harga beras tidak naik. Dia berdalih, impor beras dilakukan karena produksi beras dalam negeri mengalami penurunan akibat pengaruh El Nino.

"Ini untuk memastikan bahwa kita memiliki cadangan strategis stok (beras). Harus (impor) untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan (harga)," ucap Jokowi usai meninjau Gudang Bulog Dramaga, Kabupaten Bogor, Senin 11 September 2023.

'Solusi Sementara untuk Setumpuk Persoalan'

Ketua umum Serikat Petani Indonesia, Henry Saragih menilai impor beras dan penyediaan beras SPHP tidak menyelesaikan akar persoalan beras di Indonesia yang dikenal sebagai Negara Agraris.

Menurutnya, beras SPHP yang dikelarkan Bulog sama seperti produk minyak goreng kemasan bermerek Minyakita yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan pada Juli 2022. Minyakita adalah program minyak goreng murah pemerintah untuk merespons harga minyak goreng yang meroket dan dijual Rp14.000 per liter.

“Program semacam ini populis. Pemerintah berusaha menutupi persoalan dengan program ini, tapi sebenarnya ini tidak mengatasi permasalahan yang ada,” ucap Henry Saragih pada Februari 2024 lalu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat