kievskiy.org

Waspada Jangan Sampai Kita Lupakan Gaza karena Iran Serang Israel Penjajah, Netanyahu Makin Diuntungkan

Abaikan Desakan Internasional, Netanyahu Perintahkan Israel Serang Rafah
Abaikan Desakan Internasional, Netanyahu Perintahkan Israel Serang Rafah /Reuters/Ronen Zvulun

PIKIRAN RAKYAT – Di tengah konflik yang masih panas antara Israel Penjajah dan Palestina di Gaza, serangan Iran ke Israel Penjajah pada Sabtu, 13 April 2024 langsung mengalihkan mata dunia. Serangan Iran tersebut dinilai pakar menambah eskalasi di Timur Tengah.

Bahkan muncul kekhawatiran meletusnya Perang Dunia III (PD III) jika konflik antara Iran dan Israel Penjajah makin panas. Apalagi saat ini Israel Penjajah tengah geram dan mencari bantuan ke AS, Inggris hingga PBB.

Namun pengamat menilai serangan Iran ke Israel Penjajah itu justru menguntungkan PM Israel Benjamin Netanyahu. Betapa tidak? Netanyahu yang sedang berada di bawah tekanan untuk segera melakukan gencatan senjata bisa punya dalih dan menolak gencatan senjata.

Dengan adanya serangan Iran tersebut, pihak Israel Penjajah langsung berniat menguasai Jalur Gaza di Palestina. Belum lagi pandangan dunia yang langsung mengecam Iran atas serangan balasan yang dilakukan Israel Penjajah lebih dulu.

Baca Juga: Korupsi Spiritual: Kecelakaan Moral di Pintu Masjid Al Jabbar

Mohammad Elmasry, pakar dari Institut Studi Pascasarjana Doha menyebut tidak akan ada orang yang menekan Israel Penjajah usai insiden ini. Bahkan hal tersebut dianggap sebagai kemenangan Netanyahu.

“12 jam terakhir ini adalah kemenangan bagi Netanyahu, perhatikan apa yang tidak kita bicarakan hari ini. Kami tidak berbicara tentang bantuan yang masuk ke Gaza. Kami tidak berbicara tentang pembantaian di Gaza. Tidak ada seorang pun di Israel yang membicarakan tentang sandera lagi,” ujar Elmasry.

Pakar tersebut menilai Netanyahu kembali memanfaatkan konflik agar mendapat simpati dari negara-negara barat. Dan hal itu sudah mulai terjadi usai PM Inggris Rishi Sunak dan Presiden AS Joe Biden langsung pasang badan lagi untuk Israel Penjajah.

“Ini adalah gangguan yang diinginkan Netanyahu dan kami melihat simpati di negara-negara Barat berbalik ketika mereka kembali menerima narasi Israel,” katanya menambahkan dikutip dari Al Jazeera.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat