kievskiy.org

Hak Jawab Nestle Terkait Gula Tambahan dalam Susu Formula yang Dijual di Negara Berkembang

Produsen makanan dan minuman multinasional, Nestlé.
Produsen makanan dan minuman multinasional, Nestlé. /Reuters/Arnd Wiegmann

PIKIRAN RAKYAT - Pada Jumat, 19 April 2024, Pikiran-Rakyat.com memuat artikel terkait adanya gula tambahan dalam susu formula yang dipasarkan di negara-negara berkembang.

Dalam pemberitaan Pikiran-Rakyat.com yang berjudul Nestle Dikecam, Masukkan Gula Tambahan ke Susu Formula yang Dijual di Negara Berkembang, dimuat komentar Public Eye, organisasi investigasi yang menyoroti isu tersebut.

Terkait hal ini, Nestlé menyampaikan hak jawabnya. Berikut hak jawab Nestlé yang diterima Pikiran-Rakyat.com:

Sehubungan dengan adanya pemberitaan yang dipublikasikan oleh salah satu media internasional terkait penambahan gula pada bubur bayi dan susu bagi anak kecil, kami ingin menyampaikan bahwa Nestlé telah beroperasi selama lebih dari 50 tahun di Indonesia, dan berkomitmen untuk terus mendukung kesehatan dan keafiatan masyarakat Indonesia dengan menghadirkan produk makanan dan minuman bergizi.

Komitmen ini sejalan dengan tujuan Nestlé, yaitu menggunakan potensi makanan untuk meningkatkan kualitas hidup setiap individu, saat ini dan generasi mendatang.
Kami ingin menekankan bahwa kami menerapkan prinsip gizi, kesehatan dan keafiatan yang sama di mana pun, yang sejalan dengan pedoman dan regulasi internasional. Hal ini termasuk kepatuhan terhadap persyaratan label dan ambang batas pada kandungan karbohidrat yang mencakup gula. Makanan bayi merupakan kategori yang diatur secara ketat, dan kami menyampaikan secara transparan mengenai produk-produk kami kepada konsumen dan selalu menyatakan total kandungan gula produk kami.

Kami telah melakukan upaya signifikan untuk mengurangi gula di seluruh portofolio kami. Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah berhasil mengurangi sebanyak 11% jumlah total gula tambahan pada produk bubur bayi kami di seluruh dunia.

Lebih lanjut, kami sepenuhnya mendukung rekomendasi World Health Organizations (WHO) mengenai pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi, diikuti dengan pengenalan akan makanan pendamping ASI serta ASI hingga usia dua tahun atau lebih.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat