kievskiy.org

Unggahan Syair Terakhir Joko Pinurbo, Penggalan Larik Duka dan Suka

Sastrawan Joko Pinurbo. Syair terakhir yang diunggah Jokpin ke media sosial.
Sastrawan Joko Pinurbo. Syair terakhir yang diunggah Jokpin ke media sosial. /Instagram @jokpin.jogja

PIKIRAN RAKYAT - Penyair legendaris Indonesia, Joko Pinurbo menghembuskan nafas terakhirnya, pagi tadi, Sabtu, 27 April 2024. Kabar duka ini dengan cepat menyebar, khususnya di kalangan pecinta sastra.

Wafat di usia ke-62, sastrawan besar yang dikenal dengan panggilan Jokpin itu telah menorehkan banyak sekali karya. Yang paling baru, buku kumpulan puisinya dirilis pada 2020. Judul buku itu ialah Perjamuan: Khong Guan: Kumpulan Puisi. Namun, apa sebetulnya puisi terakhir yang ditulis oleh Jokpin?

Jokpin terakhir kali mengunggah syairnya melalui akun Instagram @jokpin.jogja pada Juli 2021 silam.

Tidak ada penjelasan apakah itu merupakan syair terakhir yang diciptakan Jokpin. Namun, di bawah baris syair tertulis 'Joko Pinurbo, 2016', sebagai tanda waktu pembuatan.

Adapun, unggahan itu berbunyi satu kalimat yang dipenggal ke dalam empat larik kata singkat, sebagai berikut:

"Yang berduka

dalam tralala

akan bersuka

dalam trilili"

Jika dipahami secara sederhana, syair itu menggambarkan suka dan duka yang saling susul-menyusul. Bahwa, setiap kesusahan tidak ada yang abadi. Bahwa, setiap hujan ujungnya pelangi. Bahwa, setiap jiwa akan selalu menemukan kedukaan dan kesenangan di lingkar kehidupannya.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Buku Puisi Joko Pinurbo, Bahasa Sederhana yang Sarat Makna

Profil Joko Pinurbo

Joko Pinurbo lahir 11 Mei 1962 di Sukabumi, Jawa Barat. Semenjak lulus kuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Sanata Dharma, Yogyakarta 1987, Ia sempat mengajar di almamaternya sembari mengurus majalah Basis.

Tulisan-tulisannya selalu mengusung genre kontemporer. Bahkan sudah banyak puisi karya Joko Pinurbo yang terkenal dan diakui oleh masyarakat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat