kievskiy.org

Partai Gelora Ogah PKS Gabung Kubu Prabowo, Ungkit Serangan Narasi Adu Domba

Presiden PKS Ahmad Syaikhu.
Presiden PKS Ahmad Syaikhu. /Dok.PKS

PIKIRAN RAKYAT - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia enggan menerima Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi bagian dari kubu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Pihak Gelora mengungkit serangan-serangan ideologis dari PKS kepada Prabowo-Gibran.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelora Indonesia Mahfuz Sidik mengatakan, PKS kerap memicu narasi-narasi untuk menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

"Seingat saya selama proses kampanye, di kalangan PKS banyak muncul narasi sangat ideologis dalam menyerang sosok Prabowo-Gibran," ujarnya, melalui keterangan tertulis, Minggu, 28 April 2024.

Mahfuz melanjutkan, PKS seringkali menginisiasi narasi publik yang mengadu domba dan memecah-belah. Salah satunya, kata dia, cap pengkhianat yang terus digaungkan dan dikaitkan dengan sosok Prabowo.

Keputusan Prabowo merapat ke Kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres KH Ma'ruf Amin per 2019 lalu, imbuhnya, dijadikan bahan untuk melekatkan cap itu kian kuat.

"Ketika pada 2019 Prabowo Subianto memutuskan rekonsiliasi dengan Jokowi, banyak cap sebagai pengkhianat kepada Prabowo Subianto. Umumnya datang dari basis pendukung PKS," kata Mahfuz.

Menurutnya, jika dipaksakan, PKS justru berpotensi terbelah dengan massa ideologisnya. Apalagi, jika alasan PKS bergabung hanya karena proses politik telah rampung.

Apabila melebur dan jadi bagian dari poros pendukung Prabowo-Gibran atau Koalisi Indonesia Maju (KIM), ia mencemaskan keterbelahan publik akan semakin buruk.

"Jika sekarang PKS mau merapat karena alasan proses politik sudah selesai, apa segampang itu PKS bermain narasi ideologisnya? Apa kata pendukung fanatiknya? Sepertinya ada pembelahan sikap antara elite PKS dan massa pendukungnya," ucap Mahfuz.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat