kievskiy.org

Waspada Heatstroke Saat Ibadah Haji di tengah Fenomena Heatwave, Pakar Bocorkan Cara Agar Tetap Bugar

Praktisi kesehatan memberikan tips agar menghindari heatstroke saat ibadah haji di tengah fenomena heatwave. Simak selengkapnya di sini.
Praktisi kesehatan memberikan tips agar menghindari heatstroke saat ibadah haji di tengah fenomena heatwave. Simak selengkapnya di sini. /ANTARA/Wahyu Putro A

PIKIRAN RAKYAT - Heatstroke pada cuaca ekstrem dapat mengancam keselamatan Jemaah Haji saat melaksanakan ibadah di tanah suci. Apalagi saat ini sejumlah tempat didunia tengah dilanda fenomena heatwave atau gelombang panas.

Heatstroke sendiri adalah fenomena peningkatan suhu tubuh secara tiba-tiba akibat terpapar cuaca panas. Sejumlah gejalanya antara lain peningkatan suhu tubuh melebihin 40 derajat celcius, pusing, sakit kepala, kulit memerah, mual dan muntah, keram otot, jantung berdebar kencang, kebingungan, gelisah, dan lain sebagainya.

Praktisi Kesehatan Masyarakat, Dr. Ngabila Salama mengungkapkan dua permasalahan kesehatan yang sering terjadi selama ibadah haji, yakni kelelahan dan serangan panas (heat stroke). Untuk mengatasi masalah tersebut, persiapan yang matang sangatlah penting.

Menurut Ngabila, kedua masalah tersebut berawal dari dehidrasi, yang kemudian dapat berkembang menjadi kelelahan akibat paparan panas.

"Kenapa bisa terjadi? Karena kita terpapar sinar matahari yang luar biasa dan kita kurang minum. Makanya tadi ada yang namanya gerus dan gerah. Gerus, gerakan minum tanpa menunggu haus," ungkapnya dalam "Fisik Sehat, Haji Mabrur" yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta.

Baca Juga: 5 Risiko Kesehatan Mengintai Jamaah Haji, Dokter Beri Peringatan

Ketika terjadi serangan panas, seseorang dapat kehilangan kesadaran, tekanan darahnya tidak stabil, dan tensinya meningkat secara drastis. Kondisi ini dapat mengakibatkan henti jantung, bahkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat.

Ngabila menyarankan konsumsi cairan setiap satu jam sekali, sebanyak 200 cc atau satu gelas, idealnya bersamaan dengan oralit untuk menjaga keseimbangan elektrolit tubuh. Selain itu, ia menekankan pentingnya menyemprotkan air ke wajah sesering mungkin untuk melindungi diri dari panas.

"Kenapa (harus minum oralit)? Karena kita banyak keringat. Otomatis kan elektrolit di dalam tubuh kita keluar lewat keringat. Jadi itu harus digantinya bukan cuma air, tapi elektrolit," katanya.

Selain persiapan cairan dan perlindungan dari panas, Ngabila juga menyarankan beberapa barang yang perlu disiapkan, seperti payung atau topi berdaun lebar berwarna cerah, serta kurma untuk menjaga kadar gula dalam tubuh.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat