kievskiy.org

Kisah Pasangan Lansia Hadirman dan Titi, Perjuangan Melawan DBD di Tengah Krisis Kesehatan

Ilustrasi nyamuk demam berdarah, DBD.
Ilustrasi nyamuk demam berdarah, DBD. /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Kasus kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) meningkat tiga kali lipat di Indonesia, jumlah ini tercatat pada periode Januari-April 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Hingga 17 pekan berjalan tahun 2024, atau tepatnya hingga 28 April, terdapat 88.593 kasus DBD yang tercatat di Indonesia, dengan 621 orang meninggal dunia.

Sementara itu, pada periode yang sama tahun 2023, jumlah kasus DBD mencapai 28.579 kasus, dengan 209 korban jiwa.

Kasus DBD terbanyak terjadi di kota Bandung, mencapai 3.468 kasus, sedangkan korban jiwa terbanyak terdapat di kabupaten Bandung, dengan 29 kematian. Secara global, kasus DBD juga mengalami peningkatan yang signifikan.

Pada tahun 2023, lebih dari 6 juta kasus DBD dan 6.000 kematian terkait DBD dilaporkan dari 92 negara di seluruh dunia, menurut data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 2023 sebagai tahun dengan jumlah kasus DBD tertinggi dalam sejarah. Selama periode Januari-April 2024, jumlah kasus DBD bahkan mendekati total keseluruhan tahun sebelumnya.

Kisah Hadirman dan Titi, Pasangan Lansia Terkena DBD

Pada bulan Maret tahun lalu, pasangan lanjut usia, Hadiman dan Titi Endrowati, secara bergantian mengalami gejala DBD. Hadiman (63) mulai mengalami demam tinggi pada tanggal 21 Maret. Meskipun mencoba minum obat dari warung dan berkonsultasi ke klinik mandiri, upayanya sia-sia.

Bersama Titi, istrinya yang berusia 61 tahun, dan anak perempuannya, mereka kemudian pergi ke sebuah rumah sakit di Bekasi, Jawa Barat, pada tanggal 23 Maret. Awalnya, Hadiman diterima di unit gawat darurat (UGD). Namun, baru setelah lima jam dia mendapat kamar rawat inap.

"Semua kamar penuh," kata Titi pada BBC News Indonesia, Kamis (02/05).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat