kievskiy.org

Prabowo Ingin Tingkatkan Rasio Utang Negara Jadi 50 Persen? Tim Pragib Angkat Bicara

Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Presiden terpilih Prabowo Subianto. /Antara/Aprillio Akbar

PIKIRAN RAKYAT - Isu Prabowo Subianto hendak meningkatkan rasio utang negara hingga 50 persen adalah hoaks. Bantahan atas kabar tersebut datang dari Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Thomas Djiwandono.

Dilansir dari Reuters, ia menegaskan, Presiden terpilih Indonesia tersebut tidak memiliki rencana untuk meningkatkan utang negara hingga 50 persen dari produk domestik bruto (PDB), seperti selentingan kabar beredar.

Mulanya, rupiah turun sebesar 0,9 persen dan imbal hasil obligasi melonjak pada Jumat, 14 Juni 2024. Sebagian disebabkan karena kekhawatiran fiskal, setelah laporan mengejutkan dari Bloomberg News.

Media itu melaporkan bahwa Prabowo berencana terus meningkatkan rasio utang Indonesia terhadap PDB menjadi 50 persen dalam masa jabatan lima tahunnya dari asalnya di bawah 40 persen saat ini.

Thomas lantas menyangkal laporan yang telah memberi pukulan pada pasar mata uang dan obligasi negara tersebut. Hal itu disampaikan Thomas dalam diskusi fiskal antara tim ekonomi Prabowo dan Kementerian Keuangan masa jabatannya.

Ia mengungkapkan, Prabowo belum menetapkan target tingkat utang apa pun hingga saat ini. Prabowo, imbuhnya, juga akan mematuhi batasan hukum mengenai metrik fiskal.

“Kami sama sekali tidak membicarakan target utang terhadap PDB. Ini bukan rencana kebijakan formal,” kata Thomas, yang juga adalah keponakan dari Prabowo.

Diketahui, Prabowo akan mulai menjabat setelah pelantikan resminya pada bulan Oktober 2024. Mei 2024, ia sempat mengatakan bahwa Indonesia harus “lebih berani” dalam mengambil utang.

Menurutnya utang buncit tak apa demi mendanai program pembangunan dan mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen untuk negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat