kievskiy.org

Prabowo Bakal Lebih Nasionalis di Bidang Politik dan Ekonomi Saat Jadi Presiden

Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto.
Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto. /Antara/Hafidz Mubarak A

PIKIRAN RAKYAT - Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J. Rachbini mengatakan bahwa presiden terpilih Prabowo Subianto akan lebih nasionalis dalam ekonomi dan politik saat memimpin Indonesia nanti. Hal tersebut disampaikannya dalam acara diskusi publik bertekamakan Islam dan Demokrasi pada Selasa, 25 Juni 2024. 

Terkait dengan hal itu, Prof. Eunsook Jung dari University Wisconsin menyinggung perubahan signifikan yang terjadi di Indonesia, yang bisa berdampak pada masa depan. Ia pun membahas soal demokratisasi pertama di Indonesia pada 1999.

Sejak saat itu, peran Islam dalam politik telah berubah. Menurutnya, pola-pola tersebut
menunjukkan kemiripan, namun dengan peningkatan dalam populisme Islam atau yang dikenal sebagai politik identitas.

Kemudian pada Pemilu 2019, politik identitas dinilai lebih kuat dibanding dengan apa yang terjadi pada Pemilu 2014.

“Kandidat presiden kala itu menunjukkan kecenderungan populis Islam yang kuat, sementara lawannya lebih pluralis dan anti-populis Islam” katanya dalam keterangan yang diterima Pikiran-Rakyat.com, dikutip Kamis, 27 Juni 2024.

“Namun, situasi berubah pada Pemilu 2024, di mana populisme Islam dan politik identitas tampak berkurang. Semua kandidat, termasuk yang paling Islami, tidak lagi menekankan posisi ideologis mereka, melainkan fokus pada kebijakan yang lebih umum,” ujarnya melanjutkan.

Lantas, mengapa hal itu bisa terajadi? 

Populisme Islam Absen Pemilu 2024 

Menurut Jung, beberapa pihak menilai bahwa hal itu disebabkan oleh represi negara. Jung juga menyebut ada peningkatan transaksi tingkat elit, dengan perbedaan ideologis yang dikesampingkan demi aliansi baru antara elit nasionalis dan religius pada Pemilu 2024. 

Negara pun tak memiliki kekuatan pemersatu Islam, sehingga kelompok Islam lebih fokus untuk membangun akar rumput dibanding terlibat ke politik langsung.

“Selain itu, tidak ada isu yang memecah belah terkait Islam dalam pemilu ini, meskipun ada protes terkait Palestina. Faktor-faktor ini menjelaskan mengapa populisme Islam absen dalam pemilu kali ini” ucapnnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat