kievskiy.org

Bisa Dimakan Buaya Jika Salah Mendarat, Cerita Tak Biasa dari Arena PON XX Papua

Dua buaya yang dikembangbiakkan di penangkaran sekitar kawasan Entrop, ibu  kota Distrik Jayapura Selatan, yakni Crocodylus kokoreo dari muara sungai dan Crocodylus novaeguineae yang berasal dari Papua Nugini.
Dua buaya yang dikembangbiakkan di penangkaran sekitar kawasan Entrop, ibu kota Distrik Jayapura Selatan, yakni Crocodylus kokoreo dari muara sungai dan Crocodylus novaeguineae yang berasal dari Papua Nugini. /Pikiran Rakyat/Arif Budi Kristanto

PIKIRAN RAKYAT - Turbulensi angin dan cuaca buruk adalah bahaya yang bisa mengancam keselamatan atlet di arena olah raga paralayang.

Akan tetapi, pada perhelatan PON XX Papua, ada satu tambahan ancaman yang membahayakan nyawa, yakni terkaman buaya.

Saat mengunjungi arena paralayang di kawasan Entrop, ibu kota Distrik Jayapura Selatan, ada pemandangan menarik yang sulit ditolak mata, yakni petak-petak kolam seperti rawa yang berisi buaya.

Lokasi pendaratan lomba paralayang PON XX memang berdekatan dengan kolam-kolam penangkaran buaya. Hanya 30 menit dari jantung Kota Jayapura yang tengah bergeliat dengan pembangunan dan modernisasi, terdapat sebuah peternakan sekaligus penangkaran buaya.

Baca Juga: Pertarungan Batin Gibran di Curug Cikongeng Gunung Guntur, Malam Jumat dan Isyarat Azan Jadi Pertanda

Baca Juga: Atlet di PON XX Papua Mulai Terpapar Covid-19, Dikhawatirkan Muncul Varian Baru

Buaya-buaya yang dikembangbiakkan di puluhan petak kolam penangkaran tersebut konon berasal dari Sungai Mamberamo.

Berdasarkan keterangan pengelola setempat, terdapat dua jenis buaya yang dikembangbiakkan di penangkaran itu yakni Crocodylus kokoreo yang berasal dari muara sungai dan Crocodylus novaeguineae yang berasal dari Papua Nugini.

Keduanya adalah jenis buaya besar yang dapat berkembang hingga panjang 10 meter. Penangkaran buaya di Entrop telah menjadi salah satu objek wisata yang menarik dikunjungi wisatawan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat