kievskiy.org

Seperempat Abad Masyarakat Pernaskahan Nusantara, Merawat Naskah Mengabadikan Kearifan Lokal

Ilustrasi naskah kuno.
Ilustrasi naskah kuno. /Pixabay/luisclx

PIKIRAN RAKYAT - Naskah kuno yang menjadi warisanbudaya Indonesia jumlahnya terbilang banyak. Berdasarkan data, koleksi naskah kuno Nusantara di Perpustakaan Nasional RI mencapai tak kurang dari 12.136 naskah.

Banyaknya naskah kuno sekaligus menunjukkan beragamnya budaya yang ada di Indonesia.

Hal itu terlihat misalnya bila menengok bahasa yang terdapat dalam naskah-naskah kuno tersebut, yakni bahasa Jawa dan Jawa Kuno (44,55 persen), bahasa Arab (22,60 persen), bahasa Bali (13,91 persen), bahasa Melayu (13,44 persen), dan bahasa Sunda (3,50 persen).

Ketua Umum Masyarakat Naskah Nusantara periode pertama (1996-2000 dan 2000-2004), Prof. Dr. Achadiati Ikram mengatakan, bangsa Indonesia sepatutnya bersyukur memiliki warisan naskah kuno yang begitu kaya.

Naskah itu dipandangnya berguna sebagai tempat mencari identitas dari masa lalu yang begitu kaya.

Baca Juga: Mural dan Penguasa yang Kesal, Lupakah Kita pada 'Merdeka Ataoe Mati'?

”Adalah tugas kita untuk mengungkap masa lalu itu. Bukan hanya untuk diketahui, melainkan juga untuk memahami kesalahan-kesalahan yang pernah kita buat sekaligus meniru hal-hal baik yang pernah kita lakukan,” katanya dalam webinar bertajuk ”Peringatan Seperempat Abad Manassa dan Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara ke-18”, Rabu 25 Agustus 2021.

Dari sekian naskah yang berhasil dikumpulkan, menurut dia, tidak semuanya terungkap makna-maknanya. Dengan demikian, setiap pihak yang terkait perlu memikirkan untuk mengembangkan studi naskah kuno pada masa yang akan datang.

”Kemudian juga mempunyai suatu pemikiran untuk mengarahkan studi naskah itu pada tempat-tempat yang ada studi filologi,” ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat