kievskiy.org

Era Digital Munculkan Sastra Platform Baru

GERAKAN Melestarikan (Gema) Sastra yang diselenggarkan mahasiswa Fikom Unisba, di Student Center Unisba, Jln. Tamansari Bandung, Senin 23 Desember 2019.*
GERAKAN Melestarikan (Gema) Sastra yang diselenggarkan mahasiswa Fikom Unisba, di Student Center Unisba, Jln. Tamansari Bandung, Senin 23 Desember 2019.*

PIKIRAN RAKYAT - Era digital telah memunculkan lahirnya fenomena sastra dalam bentuk platform baru. Hal itu ditandai dengan terjadinya pergeseran dalam penciptaan karya sastra.

Dari semula karya sastra dibuat secara personal, dalam arti karya sastra dibuat oleh hanya satu orang, menjadi karya sastra yg dibuat secara komunal (bersama).

Hal tersebut disampaikan Periset PR Institute Eriyanti Nurmala Dewi pada cara Gerakan Melestarikan (Gema) Sastra yang diselenggarkan mahasiswa Fikom Unisba, di Student Center Unisba, Jln. Tamansari Bandung, Senin 23 Desember 2019.

Baca Juga: Cetak Biru Pendidikan Dibuat Fleksibel, Mendikbud Nadiem Makarim Janjikan Guru dan Murid Lebih Merdeka

Dikatakan, penciptaan karya sastra bersama ini dilakukan dengan cara berantai menggunakan media secara online.

Ada juga yang membuat karya sastra bersama dengan menggunakan aplikasi media sosial seperti whatshap (WA).

Hasilnya, berupa cerpen atau novel. Para pengarang ini bahkan ada dari kalangan dokter yang mempunyai minat pada dunia mengarang.

Platform sastra seperti ini, menurut Eriyanti, menjadi potret perkembangan sastra saat ini dan di masa depan.

"Saya baru melihat semangat mengarangnya dan medianya yang bergeser, belum tahu nanti bagaimana hak penciptaannya, para pembacanya, dan lain-lainnya," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat