kievskiy.org

Temuan Mahasiswa ITB Siap Bikin Penyandang Tunarungu Aman Mengemudi

TIM Avion ITB menjuarai kompetisi Bandung Datathon 2019, Jumat 17 Mei 2019 malam. Mereka mewujudkan impian penyandang tuna rungu untuk memiliki SIM dan mengendarai sepeda motor di jalan raya.*/MUHAMMAD FIKRY MAULUDY/PR
TIM Avion ITB menjuarai kompetisi Bandung Datathon 2019, Jumat 17 Mei 2019 malam. Mereka mewujudkan impian penyandang tuna rungu untuk memiliki SIM dan mengendarai sepeda motor di jalan raya.*/MUHAMMAD FIKRY MAULUDY/PR

PENYANDANG tunarungu tidak lama lagi dapat mewujudkan impian untuk memiliki SIM dan mengendarai sepeda motor di jalan raya. Saat ini, sekelompok mahasiswa ITB (Institut Teknologi Bandung) tengah mengembangkan alat yang bisa mengubah suara klakson menjadi mode getar.

Ide Muhammad Firman Nuruddin (18), Muhammad Roni Adianto (17), dan Ryamizard Surya Baihaki (18), terpicu pengalaman salah seorang anggota keluarga mereka, penyandang tunarungu yang kesulitan karena tidak bisa mendapatkan SIM.

“Ternyata polisi tidak mau memberi SIM karena mereka tidak bisa mendengarkan klakson, karena klakson dinilai penting saat berkendara. Akhirnya kami kepikiran. Klakson kan bunyi. Tunarungu tidak bisa mendengar bunyi. Kami ubah. Kira-kira apa yang bisa dideteksi tunarungu, salah satunya adalah getaran,” kata Firman di Bandung, Sabtu 18 Mei 2019.

Mereka mulai belajar cara mengonversi satu sinyal menjadi bentuk lain, dari sinyal bunyi menjadi getaran, dengan memanfaatkan perangkat micro controller. “Dari situ, kami mulai mengembangkan Audio to vibration (Avion),” katanya.

Di bawah bimbingan dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, awalnya proyek yang baru dirancang Januari dan mulai dirakit April 2019 itu masih mendeteksi bunyi. Namun, setiap bunyi punya frekuensi berbeda. Keunikan itu mereka arahkan untuk dibagi menjadi karakterisasi.

“Ternyata klakson punya range (suara) sendiri. Kami cari bagaimana range yang ditangkap sensor itu. Sebelumnya, semua suara tertangkap. Kita bicara pun masih bisa diterima dan berubah menjadi getaran,” tutur Firman.

Mereka membuat program dari pengembangan algoritma yang bisa membedakan klakson mobil, sepeda motor, truk, dan ambulans. Penerima, sinyal klakson dirancang untuk ditempatkan di bagian belakang sepeda motor, seperti plat nomor.

Alat tersebut disimpan di bagian kiri dan kanan untuk memberikan panduan bagi penyandang tunarungu pengendara sepeda motor agar mengetahui arah klakson kendaraan di belakangnya. Roni menjelaskan, setelah itu dicarilah titik penempatan alat yang menyimpan notifikasi getar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat