kievskiy.org

Daya Saing Indonesia Peringkat ke-50 dari 141 Negara

MENTERI Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro.*
MENTERI Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro.* /ANTARA ANTARA

JAKARTA, (PR).- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa daya saing Indonesia masih harus ditingkatkan. Pasalnya, menurut The Global Competitiveness Report Tahun 2019, daya saing Indonesia masih berada di peringkat 50 dari 141 negara.

Bambang menuturkan, salah satu komponen dari pilar kapabilitas inovasi untuk mendukung daya saing adalah kualitas atau keunggulan lembaga Litbang (research institution prominence).

“Hal ini menunjukkan pentingnya peningkatan kualitas lembaga Litbang sehingga dapat menghasilkan produk hasil Litbang yang dapat dikomersialisasikan dan meningkatkan daya saing Indonesia,” ujar Bambang di Jakarta, Selasa 3 Desember 2019.

Baca Juga: Terinspirasi Sopir Angkutan Online, Mahasiswa SBM ITB Bikin Aplikasi untuk Tunarungu

Ia menuturkan, penguatan Litbang menjadi tugas Kemenristek/BRIN dalam melakukan sinergitas riset dan inovasi seluruh lembaga Litbangjirap (penelitian pengembangan pengkajian penerapan) yang dimulai dari perencanaan sampai hilirisasi. Dengan demikian, diharapkan dapat meminimalkan tumpang tindih riset, mengoptimalkan sumberdaya yang digunakan, terjadinya fokus unggulan penelitian, serta efisiensi penggunaan anggaran.

"Untuk Pusat Unggulan Ilmiah tidak boleh cukup sampai menjadi PUI saja, tetapi harus naik kelas menjadi STP, harus semakin giat melakukan inovasi dan melahirkan produk inovasi yang bisa meningkatkan daya saing," katanya.

Baca Juga: Bantu Industri Sawit, Inovasi Mahasiswa IPB Diakui Dunia

Plt. Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti, Patdono Soewignyo menambahkan bahwa hingga akhir tahun Kabinet Indonesia Kerja Oktober 2019, output yang telah dihasilkan yaitu 137 Pusat Unggulan Iptek, 15 BPPD Berkinerja Utama, 69 Pranata Litbang Terakreditasi.

“Selain itu, sampai dengan tahun 2019, beberapa pencapaian kinerja outcome kelembagaan yang telah dihasilkan antara lain 833 paten, 2.442 publikasi internasional, 2.969 publikasi nasional, 3.544 kerjasama riset nasional, 1.094 kerjasama riset internasional, 20.302 kerjasama nonriset, dan 6.686 kontrak bisnis dalam rangka hilirisasi produk unggulan lembaga Litbang,” kata Patdono.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat