kievskiy.org

Terinspirasi Sopir Angkutan Online, Mahasiswa SBM ITB Bikin Aplikasi untuk Tunarungu

DOK HUMAS SBM ITB.*
DOK HUMAS SBM ITB.*

BANDUNG, (PR).- Mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) mengembangkan aplikasi alat bantu pendengaran bagi tuna rungu. Aplikasi bernama Hear Me ini mendapat modal usaha Rp 250 juta dalam ajang Diplomat Chalenge 2019.

Aplikasi Hear Me dibuat oleh empat mahasiswa SBM ITB yaitu Athalia Mutiara Laksmi, Safirah Nur Shabrina, Octiafani Isna Ariani, dan Nadya Sahara Putri. Hear Me membuat semua orang bisa berkomunikasi memakai bahasa isyarat dengan tunarungu, sebaliknya tunarungu juga mampu berkomunikasi dengan masyarakat luas.

Athalia menjelaskan, ide pembuatan aplikasi ini berawal dari pengalaman mereka saat memesan taksi online dan mendapat pengemudi yang tunarungu. Pengemudi itu dibantu oleh anaknya agar bisa berkomunikasi dengan penumpang.

"Seringkali driver diberi rating rendah karena dinilai enggak sopan sama penumpang dan sering miss communication. Padahal penumpang enggak tahu kalau si driver tunarungu, jadi sering susah komunikasi," katanya melalui siaran pers SBM ITB, Rabu 27 November 2019.

Baca Juga: IPB, ITB, dan Unpad Masuk 10 Besar Kampus Berbasis Riset Terbaik 2019

Masalah ini yang coba diatasi oleh para mahasiswa tersebut. Dari serangkaian proses diskusi, akhirnya dihasilkan aplikasi Hear Me.

Cara kerjanya, aplikasi ini bisa mengubah suara menjadi bahasa isyarat, maupun sebaliknya. Dengan cara itu, penyandang tuna rungu bisa berkomunikasi dengan orang lain yang tak punya kemampuan berbahasa isyarat.

Meski tak punya latar belakang IT, mahasiswa ITB ini pada akhirnya berhasil membangun sebuah produk berbasis digital. Di era digital, teknologi berperan banyak dalam aktivitas manusia. Teknologi juga menjadi alat untuk mengatasi masalah yang ada. Masyarakat dinilai sudah mulai terbiasa dengan teknologi. Maka tak sulit memperkenalkan aplikasi baru semacam ini.

Atha menilai, memasuki society 5.0 berbagai jenis bisnis harus berdampak sosial terhadap masyarakat. Teknologi bisa memberikan kesempatan yang sama kepada difabel. Kualitas hidup difabel bisa meningkat pula.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat