kievskiy.org

Keluh Kesah Mahasiswa dalam Mengerjakan Skirpsi di Tengah Pandemi Virus Corona

JUMLAH pasien yang berhasil sembuh dari virus corona hari ini, 6 April 2020, bertambah 2 kali lipat dari kemarin.
JUMLAH pasien yang berhasil sembuh dari virus corona hari ini, 6 April 2020, bertambah 2 kali lipat dari kemarin. /PIXABAY PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah mahasiswa menghadapi tantangan yang tak mudah dalam menyusun skripsi saat pandemi virus corona. Tantangan yang dihadapi mulai dari komunikasi dengan dosen pembimbing yang tidak lancar hingga kesulitan dalam pengumpulan data.

Tantangan tersebut dialami seorang mahasiswa Universitas Islam Bandung (Unisba) Nur Amalina. Untuk mendapat data skripsi, Nur seharusnya melakukan wawancara dengan objek penelitiannya pada sebuah divisi perusahaan di Jakarta.

Namun, karena wabah virus corona yang mengharuskan masyarakat berdiam di rumah, Nur tak mungkin pergi ke Jakarta. Oleh karena itu, dia pun bingung menyiasati cara untuk mendapatkan data skripsi.

Baca Juga: Ridwan Kamil Tagih 42.000 Laporan Hasil Rapid Test COVID-19 dari Daerah di Jawa Barat

"Sekarang lagi muter otak banget gimana caranya biar dapat data. Saat sekarang kan gak mungkin ketemu orang," ucap Nur kepada "PR", Senin 6 April 2020.

Dosen pembimbing menyarankan Nur untuk mengambil data sekunder dari laman internet perusahaan. Namun, tak semua informasi yang dibutuhkan tersedia pada laman perusahaan. Laman perusahaan hanya menyediakan informasi yang bersifat umum.

Alternatif lain yang bisa dilakukan Nur untuk mengumpulkan data yakni mengirim permohonan permintaan data kepada perusahaan lewat surat elektronik. Namun, diperlukan surat pengantar dari fakultas agar surat pengajuan bersifat resmi. Sementara, surat pengantar dari fakultas belum ada.

Baca Juga: Peneliti Klaim Ada Obat yang Mampu Bunuh Virus Corona dalam 48 Jam, Namanya Ivermectin

Tantangan lain yakni komunikasi dengan dosen pembimbing yang hanya dilakukan via teknologi komunikasi, seperti surat elektronik dan pesan whatsApp. Dengan komunikasi seperti itu, Nur kadang tak mengerti penjelasan dosen terkait materi skripsinya.

"Karena komunikasi via whatsApp jadi susah memahami maksud dosen. Kalau bimbingan tatap muka mungkin bisa langsung paham," ujar Nur.

Respon Lama

Terkadang, Nur pun tidak bisa langsung mendapat respon dari dosen pembimbing ketika komunikasi dilakukan lewat teknologi komunikasi. Berbeda dengan bimbingan secara tatap muka yang bisa langsung mendapat respon dari dosen pembimbing.

Baca Juga: Sempat Bertikai di Piala Dunia 2006, Wayne Rooney Ungkap Hubungannya Bersama Ronaldo

Meski demikian, Nur tak berharap skripsi ditiadakan karena tantangan-tantangan yang muncul saat pandemi virus corona. Namun, dia berharap dosen bisa memaklumi apabila dia tak bisa mendapat data langsung dari objek penelitian.

Hambatan komunikasi dengan dosen pembimbing juga dialami mahasiswa lain Unisba, Muhamad Rozak. Komunikasi tidak langsung memunculkan jeda respon dari dosen pembimbing setelah Rozak mengirimkan surat elektronik.

Berbeda dengan komunikasi secara langsung yang bisa memunculkan respon saat itu juga. Selain itu, Rozak khawatir terjadi salah penafsiran terkait materi skripsi antara dia dan dosen pembimbing karena komunikasi dilakukan tidak langsung.

Baca Juga: BERITA BAIK: 11.242 Spesimen Diperiksa Tes Virus Corona, 80 Persen Negatif COVID-19

Terkait proses pengumpulan data skripsi, Rozak juga tak bisa mengumpulkan data dengan menyebar angket penelitian secara langsung kepada objek penelitian. Dia mengirimkan angket lewat surat elektronik.

Dia mencari data sekunder lewat buku yang dipinjam dari teman. Buku diantar lewat aplikasi transportasi daring. 

Data penunjang juga diambil dari jurnal di internet karena dosen memperbolehkan cara tersebut, asal mencantumkan sumber data yang diambil.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat