kievskiy.org

Survei Membuktikan, Kesejahteraan Guru PAUD Terancam di Tengah Pandemi Covid-19

SHEVA (10) dan Arkana (8) menyaksikan program Belajar di Rumah yang ditayangkan di TVRI didampingi orangtuanya, di Gedebage, Kota Bandung, Senin (11/4/2020). Selama Pandemi Covid-19, Kemendikbud bekerjasama dengan TVRI menyajikan program tersebut dari Senin-Jumat untuk tingkat PAUD hingga tenaga pendidikan.*
SHEVA (10) dan Arkana (8) menyaksikan program Belajar di Rumah yang ditayangkan di TVRI didampingi orangtuanya, di Gedebage, Kota Bandung, Senin (11/4/2020). Selama Pandemi Covid-19, Kemendikbud bekerjasama dengan TVRI menyajikan program tersebut dari Senin-Jumat untuk tingkat PAUD hingga tenaga pendidikan.* /ADE BAYU INDRA/PR

PIKIRAN RAKYAT - Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan survei terkait pola belajar PAUD selama masa pandemi.

Survei itu juga mengungkapkan bila pandemi virus corona membuat kerentanan atas kesejahteraan guru PAUD.

Direktur PAUD Kemendikbud Muhammad Hasbi mengatakan, kerentanan itu berkaitan dengan minimnya tingkat penghasilan per bulan para guru PAUD.

Baca Juga: Update Virus Corona di DKI Jakarta 11 Mei 2020, Pasien Sembuh Lebih Banyak Dibandingkan Kematian

Selain itu, rentannya kesejahteraan guru  juga dipengaruhi oleh orang tua yang tidak membayar biaya pendidikan selama pandemi.

Berdasarkan data survei, sebagian besar guru PAUD memiliki penghasilan sebulannya sebesar Rp 500.000. Dalam survei tersebut, ada 10.600 responden yang tersebar di 514 kabupaten/kota, 34 provinsi.

Dari keseluruhan responden, sebanyak 46,3% responden mengaku berpenghasilan di bawah Rp 500.000 per bulan. Persentase ini merupakan yang terbesar porsinya di dalam survei.  

Baca Juga: Peneliti Klaim Pekerja di Bawah 25 Tahun Berisiko Terkena Dampak COVID-19 2 Kali Lipat

"Ini kemudian menimbulkan kerentanan kesejahteraan guru selama pandemi. Penghasilan jadi lebih sulit," tutur Hasbi dalam sebuah acara diskusi di webinar yang diadakan oleh Majelis Dikdasmen PP Aisyiyah, Senin, 11 Mei 2020.

Sebagian besar responden yang masuk dalam survei juga berstatus non-PNS. Persentasenya adalah 83% dari keseluruhan responden.

Hanya 17% guru PAUD yang terdata sebagai PNS dalam survei. Banyaknya status non-PNS tersebut dipercaya bisa turut menambah kerentanan kesejahteraan guru.

Baca Juga: Baznas-PIP Galang Dana untuk Bantu Pelaku Usaha UMKM Terdampak Covid-19

Saat dihadapkan upah yang rendah, persoalan yang dihadapi guru PAUD bertambah ketika banyaknya orang tua anak tidak membayar biaya sekolah selama masa pandemi ini.

Sebanyak 40% responden mengaku bila orang tua anak tidak membayar biaya pendidikan. Hanya 21% responden yang mengaku bila orang tua anak masih membayar secara penuh.

Adapun 39% lainnya mengaku bila orang tua anak tidak membayar secara penuh biaya pendidikan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat