kievskiy.org

Marak Kekerasan Seksual, Orangtua Diminta Lebih Selektif Pilih Lembaga Pendidikan

Sejumlah siswa seusai menjalani kegiatan belajar mengajar di SMPN 2 Kota Bandung, Jalan Sumatera Kecamatan Sumurbandung, Senin 9 Januari 2023. Sebagai upaya memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para siswa, MUI mengimbau orangtua lebih selektif dalam memilih lembaga pendidikan.
Sejumlah siswa seusai menjalani kegiatan belajar mengajar di SMPN 2 Kota Bandung, Jalan Sumatera Kecamatan Sumurbandung, Senin 9 Januari 2023. Sebagai upaya memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para siswa, MUI mengimbau orangtua lebih selektif dalam memilih lembaga pendidikan. /Pikiran Rakyat/Deni Armansyah

PIKIRAN RAKYAT - Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta ­orangtua lebih selektif dalam memilih lembaga pendidikan untuk anak-anaknya. Hal itu menyikapi banyaknya kasus kekerasan seksual yang dialami siswa atau santri belum lama ini.

”Orangtua harus lebih selektif memilih lembaga tempat menitipkan anaknya dan orangtua harus sering berkomunikasi dengan anak atas kondisi yang mereka dapati di tempat belajarnya,” ujar Ketua Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PDPAB) MUI, Masyhur Khamis di Jakarta, melalui siaran pers, seperti dilasir Antara, Kamis 12 Januari 2023.

Disebutkannya, beberapa waktu ini, kasus pelecehan seksual terhadap santriwati terjadi dalam waktu yang ber­dekatan, misalnya di Lampung dan Batang, Jawa Tengah.

Maraknya kasus-kasus ke­kerasan seksual di lembaga pendidikan, kata Masyhur, se­benarnya bukan mun­cul belakangan ini. Ia menduga kasus serupa kemung­kinan sudah berlangsung lama. Namun, korban tidak me­miliki wadah untuk melapor.

Baca Juga: Aliansi Cugenang Menggugat Demo di Kantor Bupati Cianjur, Tuntut Kejelasan Bantuan Jokowi

”Selain lemahnya iman, le­mahnya pengawasan di da­lam institusi atau lembaga atau juga lemahnya kontrol sosial kita,” imbuhnya.

Masyhur mengungkapkan, sebenarnya kasus seperti ini pernah terjadi tetapi tidak tersebar karena masyarakat segan bicara atau belum ada salurannya. Saat ini, kata dia, media sosial semakin ter­buka sehingga semua pe­ristiwa bisa tersampaikan.

Oleh karena itu, Masyhur mengajak aparat penegak hukum untuk rutin melaksanakan sosialisasi kepada pihak terkait untuk mencegah potensi pelecehan sek­sual terjadi. Ketegasan penegak hu­kum, kata dia, dibutuhkan untuk memutus kasus ini agar tidak terulang.

”Bila sudah terjadi tentu apa­rat harus lebih tegas, ti­dak bertele-tele karena sung­kan atau hal lain, sebab kasus-kasus seperti ini telah mencoreng lembaga agama yang sangat suci dan sakral,” katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat